Monday, October 26, 2009

8 Dzulhijah Menuju Mina, Sunnah Yang Mulai Ditinggalkan


Seperti janjiku sebelumnya, aku akan ceritakan pengalaman haji bersama isteri dengan cara “Tanazul” untuk melaksanakan Sunnah Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijah 1427 H, yaitu pada hari tarwiyah.
Cita-cita untuk melaksanakan tanazul sudah terpatri ketika perjalanan haji yang pertama kali di tahun 1423 H, namun dikarenakan tidak mendapat izin dari ketua kloter dan mungkin juga Allah memang berkehendak demikian, di tahun tersebut aku tidak bisa merasakan berhaji dengan cara tanazul (perjalanan ArMiNa / Mina -Arafah - Muzdalifah - Mina). Alhamdulillah do’a yang kupanjatkan dikabulkan Allah di tahun 1427 H, aku bisa melaksanakannya bersama isteri tercinta.

Melakukan haji dengan cara "tanazul", istilah popular dikalangan jamaah haji yaitu keluar dari rombongan haji Indonesia agar bisa melakukan ibadah haji yang sesuai dengan manasik hajinya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kenapa harus keluar dari rombongan haji Indonesia ? Ya..karena ada beberapa rukun haji maupun urutan pelaksanaan Ibadah haji yang sudah dipangkas (di singkat) pengerjaannya oleh Depag kita. Dan itu jelas ada kekurangan dalam pelaksanaannya sebagaimana manasik haji yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Seperti perjalanan pada hari Tarwiyah ini, dimana sunnah ini mulai sengaja ditinggalkan oleh CJH dengan beberapa alasan yang dilontarkan. Beberapa masalah besar yang mulai tidak mendapat perhatian bahkan mulai ditinggalkan oleh jamaah haji kita dalam pelaksanaan ibadah haji diantaranya :
  • Dalam mengambil Miqat, Rasulullah sudah menetapkan tempat-tempat Miqat yang ditetapkan sesuai arah kedatangan jama'ah haji. Seperti Dzul Hulaifah, Yalamlam, Qarnal-Manazil dan Juhfah, dan Tan'im bagi penduduk Mekkah. Maka bagi mereka yang hendak Haji/Umrah diwajibkan berihram ditempat-tempat yang sudah ditentukan tersebut. Maka bagi jamaah haji/Umrah yang memakai pesawat terbang yang masuk dalam Gelombang – II, maka sebelum mendarat +/- 20 menit sebelum Jeddah biasanya dari pihak penerbangan akan mengumumkan posisi diatas miqat, maka jamaah bersiap-siap untuk memakai ihram dan mengucapkan talbiah: Labbaik...dst. Namun karena Depag sudah menyatakan kalau Bandara King Abd.Aziz boleh dipergunakan sebagai tempat Miqat maka banyak jamaah haji Indonesia yang mengikuti fatwa ini dan jadilah jamaah haji tersebut melanggar batas miqat yang ditentukan oleh Rasulullah.
  • Di hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijah) menurut semua kitab-kitab fikih menerangkan, jama'ah menuju ke Mina untuk mengerjakan sholat Dzuhur di qosor, Ashar di qosor, Maghrib, Isha' di qosor dan Shubuh, setelah terbit matahari bergerak ke Arafah untuk wukuf. Tapi kenyataannya semua jamaah haji Indonesia yang dikoordinir oleh KBIH, mereka tidak ke Mina tetapi langsung menuju Arafah dan bermalam disana, sebelum wukuf esok harinya. Untuk case ini katanya sih masuk dalam wilayah khilafiyah ada yang bilang ke Mina dulu itu merupakan sunnah, ada juga yang menganggap bukan bagian dari rangkaian ibadah haji, ada juga yang wajib.
  • Ketika akan bergerak dari Arafah ke Muzdalifah mereka melakukan sholat Magrib dan Isya' di Arafah, padahal yang dicontohkan oleh Rasulullah melakukannya di Muzdalifah, dengan jama' qosar.
Rute Haji Tanazul (gbr. anurba.blogdetik.com)
Rute Haji Depag
Nah....yang lain kita ceritakan lain waktu ya...karena sekarang aku mau cerita pengalaman tanazulku.Beberapa hari sebelum hari tarwiyah, aku sudah mulai mencari informasi kapan rombongan akan melakukan survey ke kemah di Mina dan Arafah, tujuannya kalau boleh kita ikut dalam rombongan survey agar nanti kita bisa mengenali tenda di Mina dan Arafah, disamping itu aku kan tidak masuk dalam KBIH (alias haji Mandiri ). Namun kali ini aku kurang beruntung, dimana jumlah team yg survey dibatasi sehingga aku tidak bisa ikut dalam kelompok team survey. Namun aku terus mencari info ke rombongan / KBIH lain, Alhamdulillah sudah mulai ada diskusi-diskusi kecil dari jamaah di beberapa rombongan yang punya niat yang sama, yaitu Tanazul. Rencana ini kemudian dimatangkan dengan ditunjuknya satu orang ustadz dari rombongan KBIH Araudah (yaitu ust.Legawan). Sehabis Isya’ (malam tanggal 8 Dzulhijah) kami melakukan rapat kecil ( jemaah yang sudah bulat tekadnya untuk tanazul ada 13 orang). Malam itu kami membahas strategi perjalanan ( jam berangkat, perlengkapan yg dibawa, rute yang akan ditempuh dengan prediksi jarak dan lama perjalanan ). Ust.Legawan malam itu bilang, Pak...saya sudah bilang ke karom Bapak (Bpk Kholil Abas) tentang rencana ikutnya Bpk dan keluarga bergabung dalam kelompok tanazul ini, dan karom bilang dia belum tahu...Betul ust. kataku. saya memang belum bicara akan hal ini karena saya harus memastikan dulu rencananya kalau sdh matang maka saya akan minta izin resmi ke karom dan ketua kloter. Malam itu juga kami diberi tausyiah tentang hajinya Rasulullah, terus ust.mengambil salah satu ayat didalam surat Al Baqarah yang artinya "Sempurnakanlah Haji dan Umrah karena Allah", jadi kata ustadz .kita diperintahkan menyempurnakan haji kita, bukan diperintahkan menunaikan haji, kalau menunaikan gampang melaksanakannya namun kalau menyempurnakan nah..ini butuh keikhlasan dan ilmu yang cukup. Dengan adanya tausyiah malam itu membuat kami menjadi makin PD untuk melakukan tanazul ini.

Perjalanan Tanazul tidak sulit
Rombongan KBIH Daarut Tauhid Bandung menuju Mina di Ajiziyah



Tanggal 8 Dzulhijah 1427 H sehabis subuh, sesuai scenario malam tadi masing-masing kami yang 13 orang menyiapkan perlengkapan dan perbekalan: membeli bekal makan untuk perjalanan nanti (antara lain: roti, nasi untuk makan siang dan malam, mie instant, gula, teh, susu,kopi, etc), menyiapkan pakaian yang akan dibawa serta obat-obatan. Lalu setelah semua beres, persiapan ihram : Mandi, memakai wewangian,mengenakan kain ihram yang 2 lembar itu, setelah Ok, pas Pukul 08.00, kami berkumpul disalah satu mahtab yaitu mahtab yang ditempati ust.Legawan (beberapa saat sebelum berangkat mulai pasang niat dan melafadzkan " Labbaika Allahumma Hajjan", maka mulai berlakulah pantangan ihram). Kemudian Pukul 08.30 rombongan kami dilepas oleh salah seorang ust yang pernah menjabat ketua MUI Sumsel, dengan membaca do’a safar, wah perasaan waktu itu sungguh luar biasa, terharu dan bersyukur banget rasanya bisa dilepas oleh salah seorang ustadz yang cukup bepengaruh. Perlengkapan waktu itu aku masukkan dalam tas ransel sementara mertua abangku yang perempuan menggunakan troley (ee..ternyata enakan pake troley karena tinggal ditarik ngga’ capek bahu menggendong beban), kalau suaminya walaupun sudah berumur diatas 60 an tahun namun masih semangat untuk perjalanan tanazul ini. Pagi itu kami melewati jembatan Hafair menuju masjidil Haram dan terus menerus mengucapkan Talbiyah (jarak makkah - Mina +/- 7 Km kalau ditempuh dengan santai sekitar 3 - 4 jam), kemudian lewat jalan menyisir masjid sebelah kanan (depan Hotel Hilton) menuju ke arah rumah kelahiran Rasulullah SAW, kemudian melewati dua terowongan yang menuju Ajiziyah (ini bukan terowongan Mina, terowongan ini dibuat oleh pemerintah Saudi untuk membuat jarak Mekkah - Mina semakin pendek, karena membobol bukit, jalan yang dilalui juga tidak bercampur dengan kendaraan sehingga cukup nyaman dan aman). Perjalanan waktu itu sangat santai dan lambat karena luapan jemaah dari segala penjuru dunia, ada yang menggendong anak, menggunakan kursi roda, ada yang bertongkat, ada yang muda usia ada yang sudah sepuh, Subhanallah mereka semua ikhlas untuk menyempurnakan ibadah haji tahun ini dan beruntung aku merupakan bagian dari mereka. Disepanjang perjalanan kalau bertemu jamaah haji Indonesia yang kebetulan tidak ikut Tanazul ketika mereka tahu kalau kami sedang melakukan tanazul, maka nampak raut diwajah mereka sebenarnya mereka juga ingin menjalankan haji seperti ini, namun karena ketidaktahuan mereka, mereka hanya pasrah diatur oleh KBIHnya, mereka mendoakan kami agar selamat sampai ditujuan dan mendapat haji mabrur. Subhannallah suara Talbiyah yang menggema di sepanjang jalan menuju ke arah Mina dari ribuan jamaah haji dari segala penjuru bumi, mengumandangkan kalimat Labbaik Allahumma Labbaik, Labbaik kalasyarikalaka labbaik, innal hamda wa nikmata lakawalmulk la syarikalak.
Masjid Jami' bin baaz di kawasan Azijiyah yang kami lewati
Di daerah Ajiziyah kami berhenti sebentar, aku membeli ayam bakar di resto khas Turkey (harganya 6 Rls untuk 1 ekor), kemudian beli buah-buahan disepanjang jalan banyak yang jualan ( 1 Kg 5 Rls). Ngisi botol minum dengan air zamzam dari kran yang banyak ditemui disepanjang jalan Ajiziyah. Setelah istirahat +/- 10 menit, kami melanjutkan perjalanan lewat jalur bawah (karena kalau lewat atas merupakan jalur kendaraan terlalu jauh), terus menyusuri area jamarat (Aqobah, Wusta, Ula), kemudian masuk terowongan Moasim (lebih dikenal dengan nama terowongan Mina).

JCH yang menuju Mina, memasuki terowongan (tunnel Moasim)
Sebelum masuk ke area Mina, disitu banyak petugas (aparat keamanan) yang melakukan sweeping terhadap barang bawaan jamaah mereka menyita barang-barang seperti : payung, tenda, dan benda lain yang dianggap membahayakan perjalanan karena begitu padatnya jamaah yang melakukan perjalanan tanazul ini. Di Area Mina kami berhenti untuk istirahat, ada yang memanfaatkan waktu ini ke Toilet. Sekitar 10 menit istirahat kami melanjutkan perjalanan melalui terowongan (ada 2 terowongan yang akan kita lalui). Pas diakhir terowongan yang kedua kami belok kekanan karena disitu sudah awal dari penempatan tenda-tenda jamaah haji Indonesia selama berada di Mina.

Salah satu peta perkemahan yang ditempatkan diujung terowongan Moeasim
Kebetulan ada peta yang terpampang diarea akhir terowongan tersebut, kami mencari nomor Tenda sesuai dengan nomor maktab, tidak sulit mencarinya. Di tenda-tenda yang ada di Mina sebenarnya dijaga oleh penjaga sehingga hanya jemaah haji yang memiliki tanda pengenal maktab yang sesuai nomor tenda yang diperbolehkan masuk.
Suasana di Mina masih lengang tatkala hari TarwiyahSuasana istrirahat di tenda di Mina, pada hari Tarwiyah


Alhamdulillah kami bisa masuk dan melepaskan lelah di Tenda yang ber AC dan luas (karena tenda yang isinya ratusan orang saat itu hanya diisi kami 13 orang). Saat itu jam tanganku menunjukkan pukul 11.00 waktu Arab Saudi. Artinya 3 jam lama perjalanan kami dari maktab sampai ke tenda. Setelah bersalaman, istirahat, ikhwan (pria) dipisahkan dengan akhwat (wanita), lalu masing-masing membuka bekal makan siang...ya karena sudah lapar. Santapanpun dimulai. Shalat Dzuhur, kami yang laki-laki menuju ke masjid disekitar tenda (kebetulan ada masjid yang dekat). Selama di Mina, semua shalat dilakukan secara qosar pada waktunya (kecuali subuh dan maghrib dilakukan sebagaimana mestinya yaitu 2 rakaat dan 3 rakaat). Selama ditenda, Ust. Legawan selalu update info ke Karom yang berada di Arafah, dimana jemaah yang tidak ikut tanazul berangkat ke Arafah menggunakan Bus, ba’da Ashar dan ada juga yang ba’da Isya’ bergerak dari Mekkah tergantung qur'ah (undian). Ketika jamaah haji Indonesia sampai di Arafah itulah mulai terdengar informasi tentang tidak diperolehnya pembagian jatah makanan (musibah kelaparan Jamaah Haji Indonesia pada tahun 1427H cukup membuat malu pemerintah Indonesia kala itu).
Antri membeli makanan di sekitar Tenda di Mina
Pingin makan Bakso , disekitar tenda di Arafah dan Mina banyak yang jual Mau Pecel atau Gado-gado juga ada...

Sedangkan di Mina, Anda tidak usah khawatir akan makan karena disekitar tenda kita banyak yang jual makanan, buah-buahan dan minuman. Berbagai menu makanan dapat Anda nikmati, harganyapun wajar aja seperti harga-harga makanan di Mekkah. Jadi Anda tidak usah khawatir masalah makan di Mina.
Pada waktu sholat ashar, kami tidak ke masjid namun berjamaah dengan rombongan Tanazul lain, sholat dilaksanakan dengan memakai satu tenda. Kemudian setelah sholat pimpinan rombongan tadi memberikan tausyiah serta rencana keberangkatan besok pagi. Mengingat rombongan tersebut akan menggunakan Bus menuju Arafah sedangkan kami jalan kaki yang mungkin akan kami tempuh selama 3 jam. Aku memberanikan diri mohon bantuan kekelompok tersebut apabila diijinkan kami bisa menumpang Bus tersebut walaupun harus duduk dibawah seandainya tidak cukup kursi lagi. Alhamdulillah, respons dari jemaah haji tersebut menyambut baik namun mereka harus minta ijin terlebih dahulu ke ketua kloter yang tidak ikut dalam rombongan tsb, namun secara prinsip tidak ada masalah. Ba’da Isya kami mendapat kepastian bahwa rombongan kami boleh ikut Bus besok pagi dan kalau tidak keberatan kami diminta untuk memberi tips aja kepada supir, kami diminta keikhlasan bayar uang +/- 30 Rls untuk 13 orang. Setelah aku koordinasikan dengan rekan-rekan lain dan ketua kelompok kami (ust.Legawan) semua setuju dan beres urusan.

Bergerak menuju Arafah
Masjid Namirah

Pagi hari kami bersiap untuk bergerak ke Arafah, dan kami putuskan untuk meninggalkan barang-barang bawaan di tenda ini, seperti ransel dan tas yg tidak perlu digunakan di Arafah karena toh disana kami hanya wukuf dan ba'da maghrib segera bertolak ke Muzdalifah sesuai undian antar kloter (semua tas kami kunci dan diletakkan disudut tenda, aman koq karena ada penjaga disana), setelah mendapat makanan gratis dari pengurus tenda (banyak makanan yg tidak bisa dikirim ke Arafah karena kesulitan transportasi akhirnya makanan dibagi-bagi secara gratis), kurang lebih pukul 10.00 (tanggal 9 Dzulhijah 1427 H), kami bertolak menuju Arafah perjalanan memakan waktu +/- 45 menit. Di dalam bus kami yang 13 orang mendapat perlakuan istemewa dari jamaah yang memberi tumpangan kepada kami, walaupun Bus sudah tidak mempunyai tempat duduk lagi tetapi mereka memberikan tempat duduk kepada kami dan justru beberapa orang dari jamaah yang memberi tumpangan berdiri sampai kami tiba di tenda di Arafah, Semoga Allah membalas kebaikan mereka dengan haji mabrur. Kami diturunkan tepat didepan tenda jemaah yang memberi tumpangan, lalu kamipun turun dan bergerak mencari tenda rombongan kami, Alhamdulillah tidak terlalu sulit +/- 5 menit kami sudah mendapatkan kelompok kloter kami. Di Arafah ternyata kami sudah disambut oleh ustadz dan rekans jamaah haji lainnya, bak pahlawan yang baru pulang dari medan perang aja..he he. Terus kata ustadz. kami sudah disiapkan tenda khusus untuk 13 orang, Alhamdulillah ternyata semua jemaah memberi prioritas kepada kami begitu luar biasa, semoga Allah membalas kebaikan mereka. Habis itu persiapan wukuf.......( Baca Pengalaman wukuf)
Perjalanan ini tentunya sangat melelahkan namun segala aktifitas jika kita ikhlas dan memohon ridho Allah, InsyaAllah akan menjadi ringan.
Tips. Jika Anda tidak mempunyai rombongan sendiri maka Anda bisa mencari informasi KBIH lain yang akan melaksanakan Tanazul pada hari Tarwiyah, jika tidak tahu sama sekali ada KBIH Darut Tauhid pimpinan A'a Gym dari Bandung, KBIH ini menyediakan pembimbing untuk yang mau Tanazul. Namun bagi yang sudah sepuh dan tidak bisa jalan kaki untuk Tanazul, maka ada rombongan yang langsung menuju Arafah. Anda bisa menanyakan kapan waktu mereka bergerak, dimana kumpulnya rombongan, nanti ikut aja dalam rombongan atau kalau tidak Anda bisa menunggu di Masjidil Haram dipintu dekat Rumah kelahiran Rasulullah, nanti bisa Anda temui rombongan-rombongan yang bergerak Tanazul sehabis Shalat Subuh atau Dhuha. Mintalah ijin ke ketua rombongan jika Anda berniat Tanazul jauh hari sebelum tanggal 8 Dzulhijah, jika Anda diminta untuk buat surat pernyataan maka tidak apa penuhi saja prosedur ini jika memang diperlukan. Kemudian dari Mina ke Arafah aturlah waktu bergerak jangan terlalu siang, sebaiknya sebelum subuh atau ba'da subuh agar terhindar dari kemacetan dan panas. Kalau mau juga banyak angkutan yang menawarkan angkutan ke Arafah.
Suasana perjalanan tanazul dapat Anda lihat melalui postingan KBIH Darut Tauhid Bandung, sehingga dapat memberi gambaran kepada Anda yang dalam pelaksanaan ibadah hajinya tahun ini berniat akan menyempurnakan pelaksanaannya, baik rukun, wajib maupun sunnah sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah. Yang melakukan tanazul, tidak harus berusia muda, karena tidak ada jaminan bahwa yang sudah usia lanjut tidak bisa melakukan hal ini, karena ketika kita berserah diri kepada Allah, maka Allah lah penolong kita.

Timbul pertanyaan :
? kalau yang masih muda dan kuat sih bisa aja Tanazul, lha kalau yg sudah sepuh gimana apa mau maksain ikut jalur beginian.
+ Alhamdulillah, jika Anda berangkat haji masih diusia muda dan sehat karena sangat diutamakan yang demikian. Jika Anda sudah sepuh, Allah Maha mengetahui dan tidak akan membebani apa yang tidak sanggup dipikul oleh hambaNya.
? kalau yang sudah berpengalaman sih, iya bisa ber tanazul. Kalau yang belum pernah kan ngga' tahu jalannya gimana, terus menginap dimana, dan lain-lain
+ Untuk itulah aku sharing informasi ini ternyata, tanazul itu tidak sulit. dulu aku juga belum pernah Tanazul koq. Haji merupakan jihad, nah yang namanya jihad ya..Lillahi ta'ala, serahkan semuanya hanya kepada Allah. Tetapi jangan dengan modal nekat doang, tetapi harus punya cukup ilmu. Ilmunya kan sudah aku sharing, tinggal punya niat ngga'
htttp://www.youtube.com/watch?v=v7CmUREjAf4
http://www.youtube.com/watch?v=juv9psmWsgw
http://www.youtube.com/watch?v=DQ55H2V4rBQ
http://www.youtube.com/watch?v=A4Hxhda9o0c
http://www.youtube.com/watch?v=DnD-P5UisTI
http://www.youtube.com/watch?v=iJEmmp6y0Z0
http://www.youtube.com/watch?v=mn98U1-VvRU
http://www.youtube.com/watch?v=JQOcrx7lP90




Update Terbaru !!!

Alhamdulillah tahun 2018 saya diberi kesempatan menunaikan Haji bersama istri yang ke tiga kali.
Maka saya ingin menambahkan informasi berkaitan dengan tulisan ini tentang tanazul.
Kebetulan haji di tahun 2018 masih musim panas, suhu udara di Mekkah, Arafah dan Mina bisa mencapai 45 derajat celsius. Melakukan tanazul di tanggal 8 dzulhijah menuju Mina dengan berjalan kaki cukup membawa resiko dehidrasi. Saat ini jamaah haji yang berniat tanazul bisa difasilitasi oleh maktab, Anda tinggal minta ijin ke ketua kloter untuk dibantu pengurusannya ke pihak maktab. Nanti anda diminta buat surat pernyataan bermeterai 6000, dan menambah uang sebesar 150 riyal saudi untuk akomodasi dari penginapan hotel ke Mina, lalu dari mina ke Arafah dan makan selama perjalan hari tarwiyah serta selama di Mina.


20 comments:

Abu Syafwan said...

KBIH yang menjalankan rute tanazul :
KBIH Al Muna di Jetis Kulon,KBIH Hidayatullah di Surabaya Timur.
KBIH Daarut Tauhid Bandung.
KBIH Ar Raudah Palembang (ada rombongan kecil yang Tanazul, rombongan besar rute depag).

Unknown said...

Assalamu'alaikum...
Kang Sofyan, saya minta keridhaannya. Saya mengambil beberapa foto diatas (haji) untuk keperluan pendidikan.
Semoga bermanfaat dan kang Sofyan mendapat balasan yang berlipat dari Allah SWT.
dan terima kasih.

MrPoeps said...

KBIH Takhobbar Telkom Ketintang Surabaya

erwan_saripudin said...

Trimksh sharingnya

www.dadungsulaeman.blogspot.com said...

Alhamdulillah....akhirnya dapat juga postingan yg sangat bermutu dan sangat membantu yg Inshaa Allah kalau Allah mengijinkan tahun depan akan berangkat haji & berencana mengikuti perjalanan haji ala mas Abu Syafwan yaitu TANAJUL seandainya KBIH tempatku mendaftar tdk melaksanakannya... Mudah2an Allah SWT memberikan sgl kemudahan kpd hambanya yg ingin mengikuti sunah rasulNya...Aamiin.. Syukron nice infonya mas!

Unknown said...

Assalamu'alaikum, Pak Haji.

Apakah pada hari tarwiyah 8 Zulhijjah tsb, tenda Mina, yakni tenda yang akan digunakan pd tgl 10, 11, 12 dan 13 Zulhijjah, bisa digunakan olah Jamaah Haji yang akan bermalam pada malam ke 9 Zulhijjah, ?
Mohon penjelasan
Terima kasih

Muhamad Saman

Abu Syafwan said...

Waalaykumussalam, Pak Muhamad Saman Insya Allah bisa karena sudah disiapkan, tinggal tunjukkan aja kartu maktab kita ke petugas yang jaga di tenda tsb.

Unknown said...

Assalamualaikum pak Abu syafwan,
Informasi nya sangat bermanfaat, karena sy ingin juga tanazul.

Apakah di 2016 ini masih sama kondisinya dan juga rutenya ?
sy sudah berusaha mencari / bergabung dg kbih yg tanazul di depok.
namun sampai saat ini belum dapat. jadi mulai persiapan mencari2
info jika saya ingin tanazul.

atau mungkin bapak ada kenalan yg berhaji 2016 ini dimana saya bisa
hubungi ?

Abu Syafwan said...

Waalaykumussalam, Kalau rute dan tata letak tenda hampir tidak berubah hanya yg menempati lokasi tenda saja yg berubah-ubah ( maksudnya kloter asal dari sebelumnya tergantung undian).
Kalau belum ketemu rombongan, mungkin bisa cari info saat dimekkah atau madinah dan kalaupun tidak dapat jalan keluarnya bapak bergerak dari halaman masjidil haram saja, nanti disana banyak rombongan yg akan tanazul nah ..bapak hubungi ketua rombongannya untuk bisa bergabung. di halaman masjid itu dari ba'da subuh sudah mulai banyak yg berkumpul.
Mohon maaf saya belum punya info kenalan yg berhaji.

Unknown said...

Lebih efesien jalan kaki atau naik kendaraan ke mina pas tarwiyahnya pak?
kadang sy ragu apakah saya dan istri kuat unutk berjalan kaki.

apalagi mungkin juga ke arafahnya juga jalan kaki.
apakah ada kendaraan untuk ke arafah dari mina ,
banyak yg jalan kaki juga ke arafah nya ?
saya cek sekitar 14 KM ke arafah ya

Abu Syafwan said...

Kalau pas hari tariwyah di tgl 8 Dzulhijah itu pilihannya hanya jalan kaki ke Mina, karena semua jalan untuk kendaraan sudah di blokade. Jalan kaki santai koq pak, banyak yg tanazul ini usianya di atas 60 tahun gak apak2. Kalau lelah istirahat sambil makan dan minum dari bekal yg dibawa atau beli (tetapi disepanjang jalan banyak mobil kontainer yg memberi sedekah makanan malah kewalahan bawanya). Barang bawaan secukupnya aja ( bisa dilihat artikel saya di blog ini). Barang dibawa pakai troly aja krn jalan disana mulus nanti troly ditinggal di tenda waktu mau ke Arafah. Nah kalau dari Mina ke Arafah bisa cari angkutan atau bapak bergabung dengan rombongan lain yg memang sdh menyediakan bus ( berdiri juga gak apa, krn jaraknya deket koq paling 30 mnt sampai 1 jam perjalanan)

Unknown said...

sukron pak.
kl bapak dari arafah terus ke muzdalifah terus ke mina,
apakah jalan kaki juga lagi ?

bgmn situasinya ?

Abu Syafwan said...

dari Mina, saya langsung bergabung di arafah dengan rombongan/kloter selanjutnya ke muzdalifah dan mina ikut bus. hanya ketika melontar jamrat saya misah lagi karena saat itu rombongan melakukan jadwal melontar jumrah diluar waktu yg disunnahkan termasuk ketika harus ke Haram dan balik ke mina lagi

Abu Syafwan said...

Coba contack KBIH yang InsyaAllah membimbing haji mengamalkan rangkaian manasik haji sesuai sunnah. KBIH Alwafa. Siapa tahu bisa membantu anda bisa bergabung saat pelaksanaan haji di hari tarwiyah dan tasyrik
Alamat
Contact
Address:
Jl. Raya Cilangkap No. 02
Jakarta Timur 13620 DKI Jakarta
Phone: 021-84305173-98291431-32207080

Fax: 021-84592802

http://alwafatour@gmail.com

Unknown said...

Alhamdulillah sy sangat2 bersyukur kpd Allah, terharu & berterimakasih kepada mas Sofyan atas postingan ini, saya galau krn paket Depag jauh beda dgn sunnah, sekali lagi terima kasih..

Unknown said...

Assalamu'alaikum Abang, saya boleh bertanya?

Untuk ikut bertanazul, sy dengar harus buat surat khusus? kalau dulu, surat itu ada atau tidak ya bang? dan kalau ada, suratnya dikasihkan ke siapa?

Satu lagi, sy baru baca post di bulan oktober, katanya mau umroh backpacker ya bang? boleh tau travel apa yang abang pakai untuk arrange visa?

Jazakallah khayran katsiran

Abu Syafwan said...

Waalaykumussalam Pak Kurniawan,

Tidak perlu surat khusus, hanya kalau kita ingin berpisah dari rombongan maka perlu ijin kepada ketua rombongannya dan yakinkan kalau kita bertanazul ini bersama rombongan lain agar ketua yakin kita aman dalam perjalanan.

Umroh Backpacker InsyaAllah untuk akhir Ramadhan tahun 2017 (program i'tikaf) lamanya 16 hari sdh termasuk perjalanan dari Indonesia ke Arab Saudi Pp. Saya pakai Kafilah Akbar untuk pengurusan LA ( visa, akomodasi, hotel ).
Barakallahu fikh

Abu Syafwan said...

Ralat, karena ada ketidak sepakatan terhadap penawaran harga LA dari Kafilah Akbar, saya dan temen2 backpacker menggunakan jasa Menara Wisata

Unknown said...

Sangat jelas keterangan nya untuk bertanazul.jazakallahukhairan

Kang Suro said...

Jazakumullohu khoiron Ustadz,,sangat bermanfaat,,, Alhamdulillah tahun hari ini sudah di Makkah, mhn doanya semoga bisa menyempurnakan ibadah haji, dimudahkan dan dilancarkan