Friday, October 31, 2008

Lokasi Maktab Jamaah Haji 1429 H

Photo Salah satu Lokasi Pemondokan/Maktab di Mekkah

Lokasi pemondokan/maktab jemaah haji Indonesia pada musim haji tahun 1429 H sudah dapat dipastikan setelah dilakukan qur'ah (undian) pada hari Selasa, 21 Oktober kemarin. Qur`ah yang berlangsung di Hotel Mercure Pantai Indah Ancol itu dibuka oleh Menteri Agama RI Mahtuh Basyuni. Jemaah haji Indonesia yang tahun ini berjumlah 191.000 jamaah menempati pemondokan yang tersebar di Mekah dengan jarak terdekat sekitar 7.500 M dari Masjidil Haram.

Diawali oleh penekanan tombol oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni, qur'ah dengan menggunakan teknologi informasi itu menghasilkan urutan nomor maktab, lokasi maktab dan kloter masing masing embarkasi. untuk lebih lengkapnya dapat di download. (sumber MCH).

Thursday, October 30, 2008

Haji, Jihadnya Wanita


Dalam menghadapi Haji yang paling penting tetaplah persiapan taqwa agar halangan apapun dan kesulitan apapun pasti teratasi dengan hati lapang.
"Jihad kaum wanita adalah haji ke Ka’bah.” (HR Ahmad 23741).

Begitu kata Nabi Muhammad SAW. Haji adalah aktivitas yang berat, sejak dari merencanakan keberangkatan hingga melaksanakan semua wajib, rukun dan sunnahnya.
Siapapun yang mempunyai niat untuk berhaji dari negeri yang jauh seperti negeri kia, seharusnya mempersiapkan diri dengan cukup. Jangan lupa yang paling penting adalah persiapan Taqwa, karena begitulah arahan dari Kitab Allah Al Qur’an yang mulia.
Apa saja kiranya yang perlu dipersiapkan seorang calon haji? Khususnya untuk keberangkatan tahun ini yang jatuh di musim dingin di Arab Saudi.
Pertama, persiapkan mental. Persiapkan hati, pikiran dan tentunya niat, semurninya untuk berhaji karena Allah SWT. Hapuskan semua niat yang bukan karena Allah. Jangan berhaji karena ingin disebut hajjah, atau karena ingin jalan-jalan atau belanja, atau niat-niat lain yang bukan karena Allah. Dengan kemantaban niat, maka aturlah pikiran dan kesiapan mental untuk melaksanakan ibadah wajib ini.
Salah satu yang sangat membantu untuk mempersiapkan mental untuk melaksanakan ibadah haji adalah mempelajari detil-detil ritual ibadah haji. Jika seseorang sudah terdaftar di sistem haji Indonesia sebagai jamaah haji resmi, maka Insya Allah ada sistem pembekalan ilmu tentang ibadah bagi calon jamaah haji yang disebut Manasik. Masing-masing penyelenggara haji biasanya mengelola sendiri manasik haji mereka. Baik juga bagi para calon jamaah haji untuk menambah pengetahuan mereka dengan membaca buku-buku tentang haji dan bertanya kepada mereka yang sudah berhaji maupun para pembimbing haji.
Kedua adalah persiapan fisik, baik fisik dalam arti badan maupun dalam arti barang bawaan. Persiapan fisik mencakup pemerikasaan kesehatan rutin untuk mengetahui gambaran umum kesehatan calon haji. Jika mempunyai penyakit-penyakit yang sedang diderita baik kronis maupun temporer, sikapilah dengan arif, tanyakan ke dokter anda apa yang harus dipersiapkan untuk mengantisipasi situasi dan kondisi haji berkaitan dengan penyakit anda.
Sebagai catatan penting adalah perbedaan cuaca yang sangat jauh dengan negeri kita. Indonesia adalah negeri tropis beriklim basah, kelembaban di sini berkisar di atas 60% sedangkan Arab Saudi adalah negeri subtropis beriklim kering dengan kelembaban berkisar 40% ke bawah.
Kelembaban seperti itu akan terasa sangat menyiksa di tenggorokan, oleh karena itu tidak heran jika kebanyakan jamaah haji Indonesia menderita batuk. Oleh karena itu pula mereka yang memiliki penyakit yang akan semakin parah dengan kondisi kering harus mengantisipasi dengan sebaik-baiknya. Salah satu tip bermanfaat adalah memanfaatkan masker kain yang dapat dibasahi untuk bepergian keluar penginapan dan menggantung kain-kain basah di dalam kamar selama tidur malam.
Termasuk persiapan fisik adalah barang bawaan. Rumusnya adalah: yang ringkas, meringankan, mempunyai banyak kegunaan (misal pisau ”all in one”), sesuai situasi dan kondisi. Sesuai situasi kondisi maksudnya sesuai dengan iklim tadi dan sesuai dengan sifat ibadah haji yang banyak aktifitas fisik dan selalu menghadapi kondisi penuh sesak.
Tidak dianjurkan bagi wanita untuk membawa banyak kosmetik untuk berdandan sebab selain tujuan utama adalah untuk ibadah, juga semakin banyak yang dibawa berarti semakin berat beban koper yang tidak jarang terpaksa harus diseret sendiri-sendiri. Bahkan beberapa standar kenyamanan harus diturunkan. Pasanglah kesiapan untuk mengurangi kenyamanan demi lancarnya ibadah, karena setiap pengorbanan dalam rangka ibadah boleh jadi mendatangkan pahala yang besar.
Termasuk juga dalam daftar barang bawaan yang penting diperhatikan adalah makanan-makanan tambahan atau makanan darurat. Ini penting untuk berbagai keadaan darurat, misal, jika makanan jatah sedang terlambat seperti pernah terjadi waktu hingga sebagian jamaah kelaparan, atau ketika perut yang bersangkutan sedang berontak dan merasa tak cocok dengan menu yang sedang tersaji, atau karena diet dan lain-lain. Meskipun mayoritas pengelola haji menjanjikan makanan Indonesia, namun dalam prakteknya menu di sana banyak menggunakan lada, bumbu kari, sayuran kol dan lain-lain yang lebih khas di timur tengah daripada Indonesia. Tetap berprinsip meringankan bawaan, meskipun tetap antisipasi.
Ketiga adalah sistem komunikasi baik dengan sesama jamaah haji atau pasangan kita, atau keluarga yang berangkat bersama, maupun dengan handai taulan di tanah air. Meskipun sekarang adalah era komunikasi, namun jika tidak direncanakan dengan seksama kadang hal seperti ini menjadi gangguan yang cukup berarti.
Sebagaimana diketahui, jamaah haji berada dalam posisi selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan sebagai pendatang di negeri orang yang berbahasa bahkan aksara berbeda, ini harus diperhitungkan. Untuk tidak terjebak dengan tagihan ha-pe yang membengkak, sebaiknya segala promosi dari provider telepon selular di fahami dengan seksama, mana yang murah untuk sms dan mana yang lebih murah bertelepon dan pada jam-jam dan syarat apa saja. Jika memilih menggunakan nomor lokal juga dimungkinkan sebab jaringan di sana mirip dengan di sini sehingga cukup membeli kartu prabayar seperti di sini.
Penting juga bagi keluarga di rumah untuk mencatat beberapa nomor telepon sesama rekan jamaah haji atau bahkan pembimbing haji yang serombongan, siapa tahu alat komunikasi kita sedang bermasalah, maka nomor orang lain dapat menjadi alternatif. Terutama untuk berita penting seperti ketika ada berita kecelakaan dan sebagainya.
Begitulah sekilas ringkas catatan bagi yang akan berangkat tahun ini. Namun yang paling penting tetaplah persiapan taqwa, dengan ketaqwaan yang cukup, halangan apapun, kesulitan apapun pasti teratasi dengan hati lapang. Sebaliknya, dengan hati yang goyang dan tidak mantab, kesulitan kecil-pun terasa besar dan selalu membuat hati mendung.
Wallahua’lam

Wednesday, October 22, 2008

Pemondokan Jauh, Jamaah Harus Disiplin


Kondisi Pemondokan diseputar Mekkah


Kondisi pemondokan haji di Mekkah yang letaknya lebih jauh dibandingkan tahun 2008 sebagai akibat perluasan Masjidil Haram, menyebabkan jamaah haji dituntut untuk lebih disiplin dalam menjalankan ibadah.
"Kalau akan pergi mereka harus berkelompok, jangan pergi sendiri-sendiri. Diupayakan kalau ke Masjidil Haram itu setelah sholat Ashar pulang setelah Isya, tidak mungkin berangkat setiap waktu kemudian balik, saya melihat itu sangat sulit sekali. Umpamanya berangkat sebelum Dzuhur, kemudian ingin pulang sesudahnya, terutama disaat-saat padat sangat susah sekali.
Disarankan, jamaah haji untuk mengingat-ingat tanda bus dan tempat dimana mereka diturunkan oleh shuttle bus.
Jika tidak ada Bus, Anda harus jalan kaki menuju Masjidil Haram


Untuk musim haji tahun ini, lanjut Salim akan disiapkan sekitar 600 bus yang akan beroperasi antara 3-5 menit sekali untuk melayani jamaah yang akan berangkat dan pulang dari masjid. Dan untuk mengantisipasi keterlambatan pada saat waktu padat, akan disediakan tempat pemondokan untuk menunggu sehingga para jamaah tidak harus menunggu dijalan.
"Kalau pun busnya mengalami keterlambatan, disitu ada pemondokan terutama untuk orang tua, ada teh, ada kopi, sambil menunggu." Namun kenyataan dilapangan tidak selamanya sesuai dengan harapan yang diberikan. Kendala angkutan Bus, sudah terjadi berulang kali setiap pelaksanaan ibadah haji. Entah pemerintah dalam hal ini Departemen Agama RI apakah benar-benar melakukan evaluasi pelaksanaan angkutan ini, karena setiap tahun permasalahan ini tidak kunjung menunjukkan perbaikan yang significant. System control terhadap kerja sopir bus, petugas di terminal pemberangkatan sangatlah buruk. Sopir dengan seenaknya saja menurunkan penumpang pada titik pemberhentian yang bukan seharusnya, sehingga menyebabkan jamaah harus berjalan kaki kembali. Belum lagi para sopir ini seenaknya saja tidak menjalankan kewajibannya sesuai kontrak yang seharunya dalam satu hari dia diharuskan membawa kendaraan dalam beberapa trip, dan celakanya petugas kita seolah-olah tidak melihat terjadinya praktek seperti ini. Untuk itu Anda harus benar-benar menyiasati kapan waktu ke masjidil Haram dan kapan kembali lagi ke makhtab agar waktu perjalanan Anda jadi efisien.

Monday, October 20, 2008

Atasi Batuk dan Pilek, Selama di Tanah Suci


Batuk Pilek, Gejala dan Penyebabnya Perubahan cuaca, khususnya peralihan musim kering dan musim penghujan, atau sebaliknya apalagi dalam pelaksanaan ibadah haji terjadi perubahan iklim dari negara asal kita ke negara Arab Saudi sehingga menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap berbagai macam penyakit, secara khusus batuk, pilek dan flu. Karena, pada masa peralihan cuaca dan berkumpulnya jamaah dari segala penjuru dunia seperti ini, bakteri dan virus penyebab batuk dan pilek berkembang biak dengan sangat baik. Padahal selama kita menjalankan ibadah haji tentunya daya tahan tubuh cenderung menurun.
Hampir semua orang pernah mengalaminya, tak kenal usia dan jenis kelamin. Sampai-sampai batuk, pilek dan flu sering disebut sebagai penyakit musiman malah ada anekdot dikalangan jamaah haji kalau mereka bilang yang tidak batuk hanyalah Onta di tanah suci.

Biasanya jamaah haji sebelum berangkat dianjurkan untuk divaksinasi anti flu, namun kenyataannya di tanah suci tetap saja yang namanya batuk dan Filek ini menyerang juga.

Ketika penyakit ini menyerang Anda, jangan buru-buru minum obat, apalagi obat yang mengandung bahan-bahan kimiawi. Kasus yang banyak terjadi adalah penggunaan antibiotik secara berlebihan, padahal hanya untuk batuk, pilek dan flu. Sebenarnya hal ini tidak perlu. Bila terlalu banyak mengonsumsi antibiotik, bakteri dalam tubuh dapat menjadi kebal dan tidak lagi berespon dengan jenis antibiotik yang sudah sering dikonsumsi. Dengan demikian penyakit tidak sembuh bahkan, bakteri dapat bermutasi. Sehingga tidak tertutup kemungkinan menimbulkan jenis bakteri baru yang dapat menyebabkan penyakit jenis baru.

Yang terbaik untuk mengatasinya adalah cukup istirahat, perbanyak minum air putih (apalagi air zamzam) untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat dibantu dengan minum madu arab (bisa beli di tanah suci, karena madu Arab ini kualitasnya sangat baik).


Bila Anda masih berada di Indonesia tidak ada salahnya untuk berbekal HD Proliz dimakan atau hisap 1 lozenge/tablet ketika batuk dan pilek menyerang. Antibakteri dan antimikroba yang terkandung di dalamnya membantu menghambat bakteri dan organisme berbahaya. Kandungan licorice dalam HD Proliz berfungsi sebagai pereda batuk dan efektif dalam mengurangi iritasi tenggorokan. Rasa gatal pada tenggorakan pun dapat diredakan dengan kandungan menthol yang terdapat dalam HD Proliz. Menthol juga dapat meredakan tenggorokan, melegakan pernafasan serta hidung tersumbat. Product ini sangat alami dan ada sertificate HALAL. Untuk harga tidak terlalu mahal koq. kemarin saudaraku yang tahun ini berangkat haji, menyiapkan beberapa product PROLIZ HERBAL PROPOLIS LOZENGES (24GR/STRIP) seharga Rp 24.000, kemudian Pollenergi 520 seharga Rp 164.000 (isi 90 tablet) sangat bagus untuk mempertahankan stamina, lalu ROYALE HAND & BODY LOTION (240ML) seharga Rp 24.000 ini sangat baik untuk mengatasi kaki dan bibir yang pecah-pecah karena udara dingin di Arab Saudi (khususnya Madinah), semua harga itu untuk lokasi Palembang. Jika Anda jadi member HD, maka akan dapat potongan harga. Jika Anda kesulitan dalam mendapatatkan product ini, saya bersedia membantu Anda. Saya merekomendasikan product ini karena sudah membuktikan hasilnya yang sangat bagus, baca pengalaman saya dalam menggunakan salah satu product dari HD ini disini sebagai awal mula saya mencoba product ini untuk membantu kesehatan keluarga saya, dan saat ini isteri saya sedang mengkonsumsi beberapa product HD untuk penyembuhan penyakitnya..yang Alhamdulillah dalam waktu 8 hari penggunaan sudah memberikan kemajuan yang luar biasa, padahal sewaktu diopname di 2 Rumah Sakit, tidak membawa perubahan apapun cuma uang perawatan aja yang bengkak. Insya Allah jika Allah memberikan kesembuhan melalui product HD untuk isteri saya, pengalamannya akan saya posting untuk bisa membantu saudara-saudara kita yang saat ini sedang diuji kesehatannya).


Semoga menjadi haji mabrur.

"Kamar Barokah" Jamaah Haji


Kamar barakah? Istilah yang kedengarannya agak aneh. Jika dirunut secara istilah, kata barakah berasal dari bahasa Arab yang didefinisikan dengan ziyadatul khair (tambah kebaikan). Maksud dari istilah tersebut dapat digambar bahwa segelas air putih itu memiliki fungsi normal untuk minum dan menghilangkan rasa haus. Akan tetapi, ketika seseorang minumnya dengan memanjat doa dan keyakinan untuk obat, dan secara kebetulan penyakit yang dideritanya sembuh, maka berarti air tersebut ada nilai barakah-nya, atau nilai tambah.
Jika dihubungkan dengan kamar, terus memiliki makna apa? Istilah ”kamar barokah” memang tidak akan ditemui makna hakikinya. Yang ada adalah makna konotatif, yaitu makna unik dan khusus karena suatu kondisi tertentu.
Sebelum menelusuri makna yang dimaksud, coba disimak cerita berikut ini, agar anda mengerti apa yang dimaksud dengan ‘kamar barokah’ tadi.
Suatu waktu, sebagai petugas haji, penulis didatangi oleh salah satu ketua kloter jamaah dari embarkasi Surabaya (kode penerbangan SUB). Tidak seperti biasa yang langsung memberikan laporan harian kepada petugas, sang ketua kloter malah berbagi cerita. Awalnya penulis enggan mendengerkan karena sedang melaksanakan tugas yang harus diselesaikan. Tetapi karena sang ketua kloter begitu serius ingin menumpahkan uneg-unegnya, akhirnya penulis mendengarkan ceritanya dengan seksama.
Mengawali ceritanya, sang ketua kloter mengungkapkan bahwa dirinya habis melakukan sesuatu yang membuat dirinya kesel, jengkel, geli, sekaligus melegakan. Kenapa? Ya, di saat dia harus mengurus begitu banyak masalah jamaah haji di kloternya, ada sepasang jamaah suami istri yang berantem di pemondokan. Sang suami uring-uringan, dan omongannya seperti tidak ada arah. Si isteri juga demikian. Sehingga sebagian teman yang lain merasa tidak enak dan akhirnya keluar kamar atau sekedar jalan-jalan di sekeliling pemondokan.
Maklum, dalam sekamar di suatu pemondokan pada saat musim haji diisi sekitar 6-8 orang (3-4 pasangan suami istri). Intinya, selama musim haji, di pemondokan seperti tidak ada kehidupan privasi. Semua berbaur menjadi satu dan harus saling mengerti antara satu dengan yang lain.
Mendengar suara gaduh, sang ketua kloter pun merasa kurang nyaman. Ingin menegur, khawatir dianggap mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Sementara tidak negur, mereka mengganggu ketenangan pemondokan. Antara kehawatiran akan dituduh mencampuri urusan rumah tangga orang lain dengan tanggung jawab sebagai ketua kloter yang memiliki tugas memberikan bimbingan kepada jamaah menggelayuti pikiran sang ketua. Akhirnya sang ketua cari cara dengan mengumpulkan para petugas kloter lain, seperti pembimbing ibadah, perawat dan dokter. Mereka berembuk dan kesimpulannya pasangan suami istri tersebut harus didekati dan diajak dialog.
Selesai berembuk, ketua kloter meluncur ke kamar suami isteri yang lagi dirundung emosi itu. Di awal kedatangannya, sang ketua sempat kena damprat dari pihak suami, yang intinya dia bilang, lagi pusing dan stress berat hidup di Arab. Setelah didesak, sebab apa, kenapa dan seterusnya, mereka tidak mengakuinya. Kemudian sang ketua kloter mengajak bicara dari hati ke hati kepada mereka, sebenarnya mereka maunya bagaimana. Kalau memang ada masalah yang bisa dibantu, ya akan dibantu semampunya. Begitu sang ketua kloter melontarkan mengawali lobby-nya.
Seperti mendapat respon, sang suami menyambut positif dengan mendekati ketua kloter sambil berbisik, kalau selama ini mereka stress dan tertekan oleh keadaan karena tidak dapat menyalurkan hasrat biologisnya. Akibatnya, mereka uring-uringang yang tidak jelas juntrungannya. Akhirnya, sang ketua kloter mengerti masalah yang mereka hadapi. Kalau begitu, tunggu sebentar, nanti saya akan datang lagi dengan membawa solusi, jawab sang ketua menanggapi mereka.
Sesampainya di kamar petugas, sang ketua kloter mengajak rembugan lagi dengan temen-temannya sesama petugas untuk mencari kamar kosong yang bisa dimanfaatkan sepasang suami isteri yang lagi ‘ribut’ tadi. Kesepakatan tercapai, yaitu ada kamar yang sengaja dikosongkan, penghuninya diminta keluar dalam beberapa lama untuk memberi kesempatan sepasang suami isteri tersebut mengadu rindu.
Lalu? Sang ketua mendatangi kembali ke kamar sepasang suami istri itu. Sang ketua kemudian mempersilahkan mereka untuk dapat menggunakan kamar yang telah dikosongkan dalam beberapa lama. Dengan senang hati, mereka menjawab siap dan segera mendatangi kamar yang telah ditentukan. Begitu mereka masuk kamar tersebut, terus bla bla bla……
Apa yang dilakukan oleh sepasang suami isteri tersebut di dalam kamar kosong? Sebaiknya kita tidak perlu membayangkan karena mereka dipastikan ‘menyalurkan’ hajatnya yang sudah beberapa minggu mampet.
Singkat cerita, begitu mereka selesai melakukan ‘ritual’ suami isteri, wajah mereka terlihat berseri-seri, senang dan nampak rukun lagi. Akhirnya mereka menyampaikan terima kasih kepada sang ketua kloter berkali-kali, sembari nyeletuk, nah gitu dong pak ketua, hidup di Arab biar ada seninya.... Masa, disini hawanya sudah panas begini, kok tidak disediain kamar pelepas rindu…… Hahhh apa? Kamar pelepas rindu? Ada-ada saja istilah pasutri itu.
Dengan cerita sang ketua kloter di atas, penulis jadi mengerti, apa yang dimaksud ‘kamar barakah’ itu, dan aku berharap anda juga mengerti dengan sendirinya.
Oleh karena itu, kebutuhan biologis suami isteri pada musim haji (khususnya ketika tinggal di Mekah) tidak dapat ditutupi. Bukankah itu wajar bukan? Selama dilakukan dengan benar dan jalur yang halal, kenapa tidak?
Memang, selama ini, pemerintah belum memikirkan menyediakan kamar kosong khusus untuk pasangan suami isteri yang mau mengadu rindu. Mungkin, cara berfikir pemerintah simple, datang ke tanah suci tujuannya adalah untuk beribadah, bukan untuk jalan-jalan atau tamasya. Harusnya, jamaah haji bisa nahan ‘hasratnya’, karena pada saat pelaksanaan haji merupakan wahana pembelajaran untuk menahan nafsu!
Namun, pola pikir pemerintah, rasanya terlalu menyederhanakan masalah. Ya, kebutuhan yang satu itu kan seharusnya tidak boleh dibatasi bukan? Selama dilakukan dalam koridor yang benar dan tidak menyalahi aturan manasik haji, boleh-boleh saja bukan? Justru jika ditahan-tahan bisa menjadi masalah seperti kasus di atas. Atau bahkan bisa lebih parah lagi, seperti mudah emosi atau malah bisa melanggar norma atau aturan yang berlaku.
Namun, demi kebaikan bersama, sebaiknya kita tidak perlu menyalahkan pemerintah. Karena pemerintah sendiri sebenarnya sudah cukup pusing untuk mengurus pemondokan yang sering bermasalah setiap tahunnya. Jangankan memikirkan kamar barakah yang tidak ada rincian tugas pemerintah dalam penyediaan dan standar pemondokan di Mekah atau Madinah. Untuk menyediakan pemondokan yang bagus, layak dan dekat dengan Masjidil Haram saja memang susahnya luar biasa.
Terlepas dari itu, suka atau tidak suka, masalah kebutuhan batin suami isteri bagi jamaah haji memang tidak dapat dibantah. Anda bisa bayangkan, kehidupan ibadah haji, khususnya ketika di Mekah selama kira-kira sebulan dalam suasana panas, berdebu, padat, dan keadaan yang jauh berbeda dengan tanah air, mudah jadi sebab seseorang bosan alias boring, mudah mengalami tekanan batin atau stress. Di sisi lain, kondisi pemondokan yang nyaris tidak ada privasi, seperti untuk sekedar bermesraan dengan pasangan misal. Jika itu bisa, dapat dikatakan sebagai keajaiban. Kan tidak mungkin bermesraan di depan umum bukan?
Oleh karena itulah, bagi pasangan suami isteri (pasutri) yang ingin ‘mengadu rindu’ sebenarnya ada cara yang ‘cantik’. Tetapi ingat, perhitungkan dan pertimbangkan dengan baik, apakah anda aman dan boleh melakukan itu. Jika ingin mengetahui bagaimana caranya, simak baik-baik tips n trick di bawah ini:
  1. Jika hasrat rindu dengan pasangan memang tidak bisa ditahan, maka langkah pertama yang anda lakukan adalah mencari informasi kepada petugas haji atau mukimin di sana tentang keberadaan kamar barakah di sekitar pemondokan. Jangan khawatir, istilah kamar barakah sudah ngetop disana. Biasanya, di sekitar pemondokan ada brosur atau liflet pengumuman adanya kamar barakah dengan menyebutkan nomer HP yang bisa dihubungi. Maklum, seperti penulis sebut di atas, di pemondokan memang tidak disediakan untuk itu. Karenanya, cara yang paling aman adalah mencari kamar barakah di luar pemondokan yang memang disediakan oleh mukimin Indonesia (pendatang yang menetap di sana) dengan membayar sejumlah real dengan sistim short time. Tarifnya berapa? Maaf saja, penulis sendiri tidak dapat memberi informasi tarif rata-ratanya, karena belum pernah melakukannya.
  2. Jika cara pertama tidak ada atau tidak berkeinginan karena harus mengeluarkan sejumlah real, maka cara kedua dapat anda lakukan, yaitu dengan melakukan kesepakatan dengan teman-teman sekamar. Buatlah perjanjian dengan pasutri lainnya bahwa pada jam-jam tertentu kamar dikosongkan sesuai dengan perjanjian untuk kepentingan itu dengan cara bergilir. Misal, hari ini pasangan A, besok pasangan B, besoknya lagi pasangan C dan seterusnya. Perjanjiannya harus jelas, pada jam-jam yang telah disepakati, misal jam 8-9 pagi kamar harus kosong kecuali sepasang pasutri yang mendapat giliran. Intinya, ada kesepakatan dengan teman lainnya deh. Bagaimana teknisnya, dapat diatur sesuai sikon yang ada.
  3. Jika cara pertama dan kedua belum berhasil juga, maka anda harus bersabar sedikit, yaitu menunggu kamar lainnya ditinggalkan oleh penghuni dari kloter lain. Biasanya, dalam satu pemondokan diisi oleh 2-3 kloter, yang terdiri dari berbagai embarkasi. Mungkin ada yang lebih dulu datang dari pada kloter anda, karena kedatangannya pada gelombang I, sementara anda pada gelombang II, misalnya. Pengosongan kamar-kamar oleh penghuninya itu lazim dilakukan pada saat pasca Armina (lontar jamarat) dan dekat dengan masa pemulangan jamaah. Kalau di kamar-kamar tertentu telah ditinggalkan oleh penghuninya karena harus lebih dulu pulang ke tanah air atau ke Madinah, maka anda dapat pesan kamar kepada haris (penjaga hotel) untuk pinjam kuncinya. Agar maksud anda tercapai, pesan kepada haris dengan baik-baik. Jika tidak dapat dengan bahasa Arab, gunakan saja bahasa isyarat. Tetapi jangan lupa berikan uang tips seperlunya buat si haris supaya lancar dan aman. Kenapa anda harus berkoordinasi dengan haris, karena biasanya begitu jamaah keluar, kamar akan segera dibersihkan. Kalau tidak koordinasi dengan haris, maka pada saat anda lagi asyik-asyiknya dengan pasangan, si haris bisa masuk tiba-tiba dengan kunci serepnya. Kalau begitu, anda tanggung sendiri malunya!
    Nah, tips n trick di atas itu sifatnya lentur, tergantung bagaimana situasi dan kondisi di lapangan. Sekali lagi penulis tegaskan, anda boleh menunaikan ‘hasrat’ biologis kepada pasangan sah anda. Yang penting bukan sama isteri orang lain, apalagi dengan onta Arab! Selain itu, pastikan bahwa itu dilakukan selama anda tidak dalam keadaan ihram atau belum melakukan tahallul tsani sepulang dari Mina. Jadi, jika belum jelas betul masalahnya, anda boleh bertanya kepada pembimbing ibadah anda atau petugas haji yang ada. Jangan hanya demi kepentingan ‘arus bawah’ tapi malah merusak ibadah haji. Perhatikan betul aturan mainnya agar ibadah haji anda tetap sah dan mudah-mudahan mabrur dengan perasaan tenang dan ueeenakkkk.
Wallahu a’lam bish-shawab. (Thobieb Al Asyhar, http://thobieb.multiply.com).

Sunday, October 12, 2008

Identitas Koper


Identitas Koper pada musim haji 1429H telah diatur secara resmi oleh Departemen Agama . Penulisan No.Kloter, Nama, Alamat, No.Paspor, Regu dan Rombongan. Perlu diperhatikan juga pemberian tanda khusus pita dan no.koper. agar koper kita mudah dikenali dan tidak tertukar dengan koper jamaah haji lainnya. Disamping itu penandaan koper berupa pita, akan memudahkan porter angkutan penerbangan membawa bagasi jamaah sesuai dengan kelompok terbang (kloter), rombongan dan regu masing-masing.

Departemen Agama melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah mengumumkan perubahan warna pita untuk menandai koper masing-masing rombongan.

sesuai dengan instruksi dari Depag melalui Dirjen Penyelenggaraan haji dan umrah.
Dalam surat bernomor DJ.VII.3/4/HJ.07/3715/2007 tertanggal 15 November 2007 tentang pita warna pada koper/bagasi. Surat tersebut ditandatangani Direktr Pelayanan Haji Zakaria Anshari.
Dalam suratnya Zakaria menyatakan mengacu pada surat pemberitahuan kepala teknis urusan haji Jeddah, dengan mengutip surat President Of General Authority Of Civil Aviation (GACA) Arab Saudi tentang peraturan baru anguktan haji ke Arab Saudi, bahwa waktu tinggal jemaah haji di Plaza Bandara King Abdul Azis Internasional Airport (KAAIA) Jeddah dibatasi hanya 30 menit/kloter dari selesainya proses imigrasi dalam gate (pintu).
Untuk itu guna mamudahkan pencarian koper/bagasi di setiap rombongan dalam satu kloter harus ditandai dengan pita yang warnanya berbeda, Adapun pengaturannya :
· Rombongan I warna pita BIRU TUA;
· Rombongan II (KUNING),
· Rombongan III (MERAH);
· Rombongan IV (HIJAU);
· Rombongan V (PINK);
· Rombongan VI (COKELAT);
· Rombongan VII (PUTIH);
· Rombongan VIII (UNGU TUA);
· Rombongan IX (BIRU MUDA) dan Rombongan X (ORANGE).

Rencana Jadwal Perjalanan Haji 1429H



Calon jamaah haji yang berniat menunaikan rukun Islam yang kelima pada tahun ini 1429 H / 2008 M, ada baiknya mengetahui Rencana Perjalanan Haji (RPH) Tahun 1429 H, yang telah diterbitkan oleh Direktur Pelayanan Haji Departemen Agama RI.
RPH ini disusun berdasarkan Kalender Ummul Quro Arab Saudi, dan masa pemberangkatan jamaah haji dari Tanah Air ke Arab Saudi berlangsung selama 28 hari, demikian juga masa pemulangan kembali ke Tanah Air berlangsung selama 28 hari. Sedangkan masa tinggal jamaah haji di Arab Saudi yaitu selama 39 hari.

Berikut Rencana Perjalanan Haji 1429 H yang disusun sesuai urutan tanggal Masehi dan diikut tanggal Hijriyah serta jenis kegiatan jamaah haji.

  • 04 Nov 2008 / 06 Dzulqaedah 1429 Calon jamaah haji masuk asrama haji
  • 05 Nov 2008 / 07 Dzulqaedah 1429 Awal pemberangkatan calon jamaah haji Gelombang I dari Tanah Air ke Madinah / Jeddah
  • 14 Nov 2008 / 16 Dzulqaedah 1429 Awal calon jamaah haji Gelombang I dari Madinah ke Makkah
  • 17 Nov 2008 / 19 Dzulqaedah 1429 Akhir calon jamaah haji Gelombang I dari Tanah Air ke Madinah / Jeddah pukul 24.00 WAS
  • 18 Nov 2008 / 20 Dzulqaedah 1429 Awal calon jamaah haji Gelombang II dari Tanah Air ke Jeddah
  • 26 Nov 2008 / 28 Dzulqaedah 1429 Akhir calon jamaah haji Gelombang I dari Madinah ke Makkah
  • 02 Des 2008 / 04 Dzulhijjah 1429 Akhir pemberangkatan calon jamaah haji dari Tanah Air ke Jeddah dan Clossing Date Bandara KAIA Jeddah pukul 24.00 WAS
  • 06 Des 2008 / 08 Dzulhijjah 1429 Hari Tarwiyah
  • 07 Des 2008 / 09 Dzulhijjah 1429 WUKUF DI ARAFAH (bertepatan hari Ahad)
  • 08 Des 2008 / 10 Dzulhijjah 1429 Idul Adha 1429 Hijriyah
  • 09 Des 2008 / 11 Dzulhijjah 1429 Hari Tasyrik I
  • 10 Des 2008 / 12 Dzulhijjah 1429 Hari Tasyrik II (Nafar Awal)
  • 11 Des 2008 / 13 Dzulhijjah 1429 Hari Tasyrik III (Nafar Tsani)
  • 12 Des 2008 / 14 Dzulhijjah 1429 Awal pemberangkatan jamaah haji Gelombang I dari Makkah ke Jeddah
  • 13 Des 2008 / 15 Dzulhijjah 1429 Awal pemulangan jamaah haji Gelombang I dari Jeddah ke Tanah Air
  • 14 Des 2008 / 16 Dzulhijjah 1429 Awal kedatangan jamaah haji di Tanah Air
  • 17 Des 2008 / 19 Dzulhijjah 1429 Awal pemberangkatan jamaah haji Gelombang II dari Makkah ke Madinah
  • 24 Des 2008 / 26 Dzulhijjah 1429 Akhir pemberangkatan jamaah haji Gelombang I dari Makkah ke Jeddah
  • 25 Des 2008 / 27 Dzulhijjah 1429 Akhir pemberangkatan jamaah haji Gelombang I dari Jeddah ke Tanah Air
  • 26 Des 2008 / 28 Dzulhijjah 1429 Awal pemulangan jamaah haji Gelombang II dari Jeddah / Madinah ke Tanah Air
  • 29 Des 2008 / 01 Muharram 1430 Tahun Baru Hijriyah 1430
  • 01 Jan 2009 / 04 Muharram 1430 Akhir pemberangkatan jamaah haji Gelombang II dari Makkah ke Madinah
  • 09 Jan 2009 / 12 Muharram 1430 Akhir pemulangan jamaah haji Gelombang II dari Jeddah / Madinah ke Tanah Air
  • 10 Jan 2009 / 13 Muharram 1430 Akhir kedatangan jamaah haji di Tanah Air

Sumber : situs resmi Depag RI

Monorel Jalur Mina Arafah Beropersi Pada musim Haji1430H

Monorail Yang akan dioperasikan

Jepang dan Perancis sudah membuktikan efektifitas kereta api sebagai alat transportasi massal yang dapat mengangkut sejumlah besar penumpang dalam waktu singkat. Kini teknologi kereta api atau tepatnya monorail akan segera dibangun di Arafah Mina untuk meningkatkan kualitas pelayanan transportasi massal pada jamaah haji yang semakin lama semakin membesar jumlanya
Monorel itu direncanakan memiliki ketinggian 8 meter hingga 10 meter. Dengan begitu, kelancaran arus lalu lintas dan pejalan kaki yang 'penuh' di Mina tidak akan terganggu.

Sesuai perhitungan, monorail itu diperkirakan akan dapat mengangkut sekitar 500 ribu jamaah haji yang selalu bergerak dari Arafah ke Mina dan Muzdalifah. Kalau nanti proyek monorail ini sudah berjalan, maka dengan demikian sekitar 25 ribu unit bus angkutan yang biasanya memadati kawasan Mina dengan adanya kereta monorel akan berhenti.Ditargetkan proyek raksasa ini beroperasi pada musim haji 1430 H atau 2009, sebagaimana informasi dari Deputi Kementerian Urusan Tatanan Kota Arab Saudi Habib Zainal Abidin. "Proyek pembangunan kereta monorel Arafah-Mina akan dimulai dua minggu ke depan. Dan akan selesai selama 10 bulan," katanya.


Proyek ini akan dibagi tiga tahap :
  1. Tahap Pertama Jalur Arafah, Muzdalifah, dan Mina melalui road dua menyambung ke Jembatan King Abdul Aziz. Dan
  2. Tahap KeduaAkan dibangun 4 jalur monorel yang akan melayani Arafah, Muzdalifah dan Mina.
  3. Tahap Ketigaakan dibangun jalur yang akan menyambungkan antara Arafah, Mina dengan Masjidil Haram.Selain itu proyek kereta monorel segera dilaksanakan di Arafah, Mina, dan nantinya akan dibangun jalur kereta api yang menyambungkan antara kota Makkah, Madinah dan Jeddah sebagai tahapan proyek berikutnya, demikian keterangan yang didapat dari Menteri Haji Kerajaan Arab saudi. (source:http://warnaislam.com)

Jamaah Haji 1429H Bawa koper maksimum 32 Kg


Berdasarkan ketentuan IATA (International Air Transport Association) dan GACA (Saudi Arabia`s General Authority for Civil Aviation), setiap jamaah haji Indonesia hanya diperkenankan membawa satu tas tentengan dan satu koper yang diberikan oleh pihak penerbangan."

Koper jamaah hanya dapat diisi maksimal 32 kilogram, bukan 35 kg seperti tahun lalu, " kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Slamet Riyanto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VIII DPR-RI, di Jakarta.Seperti tahun sebelumnya, jamaah haji Indonesia hanya dilayani oleh dua maskapai penerbangan yakni Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines. Slamet menjelaskan, Garuda akan mengangkut 107.465 orang jamaah, terdiri dari 301 kloter dari embarkasi Banda Aceh, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan dan Makassar. Sedangkan, Saudi Arabian Airlines mengangkut 86.000 orang jamaah, terdiri dari 192 kloter dari embarkasi Jakarta, Surabaya, Batam dan Medan.Lebih lanjut Ia mengatakan, pemberangkatan jamaah haji regular 1429 H akan berlangsung selama 28 hari, dimulai 5 November sd. 2 Desember 2008. Sedangkan, untuk pemulangan jamah haji akan dimulai 13 Desember 2008 sd. 9 Januari 2009.Menyangkut penyediaan pemondokan di Makkah, Slamet mengatakan, sampai dengan 1 Setember 2008, telah disewa sebanyak 359 rumah dengan kapasitas 137.361 orang, atau 69 persen dari kebutuhan perumahan untuk 200.460 orang. "Perolehan pemondokan tersebut Ring I, 93 rumah dengan kapasitas 35.315 orang. Ring II, 266 rumah dengan kapasitas 102.046 orang, " ujarnya.Slamet juga memaparkan, penyewaan pemondokan di Makkah di bagi menjadi 2 kategori, yaitu Ring I jarak kurang dari 1.400 meter dengan sewa sebesar SR 2.000, tidak disediakan transportasi berada di wilayah Jarwal, Ma`abdah, Misfalah dan Jummezah.Sementara untuk Ring II berada di wilayah Aziziah Janubiah, Syauqiah dan Syissah, jarak lebih 1.400 meter disediakan transportasi dari pemondokan ke Masjidil Haram PP dengan harga bersifat proporsional.