Monday, January 25, 2010

Sholat Ketika Sakit


Perjalanan ibadah haji seperti diketahui didominasi oleh aktifitas phisik, sehingga kebugaran phisik yang prima menjadi salah satu faktor yang akan menentukan bagi setiap Jemaah Calon Haji dalam mengerjakan manasik haji di tanah suci. Namun terkadang kita bisa saja diuji oleh Allah SWT dengan kesehatan.

Dalam postingan kali ini saya ingin merefresh kembali bagaimana cara melakukan sholat dalam keadaan sakit, karena dalam keadaan bagaimanapun kewajiban sholat tidak bisa kita tinggalkan, karena hukumnya adalah wajib selama akal dan ingatannya masih berfungsi dengan baik, namun berbeda aturannya dengan shalat yang dilakukan ketika kita sehat.
Shalat bagi yang sakit memiliki aturannya sendiri. Allah memberikan keringan bagi si sakit dalam melaksanakan shalatnya, yaitu:

1. Jika tidak dapat shalat sambil berdiri, boleh mengerjakan sambil duduk.
Caranya:
Cara mengerjakan rukuknya ialah dengan duduk membungkuk sedikit.Sujudnya seperti sujud biasa, hanya saja dilakukan sambil duduk
2. Jika tidak dapat duduk, boleh mengerjakannya dengan cara dua belah kakinya diarahkan ke arah kiblat, kepalanya ditinggikan dengan alas bantal dan mukanya di arahkan ke kiblat.
Caranya:
Cara rukuknya ialah dengan menggerakan kepala ke mukaSujudnya menggerakkan kepala lebih ke muka dan lebih ditundukkan.
3. Jika duduk seperti biasa dan berbaring pun tidak dapat, maka boleh berbaring dengan seluruh anggota badan dihadapkan ke kiblat. Rukuk dan sujudnya cukup menggerakakan kepala, menurut kemampuannya.
4. Jika tidak dapat mengerjakan dengan cara berbaring , maka cukup dengan isyarat, baik dengan kepala maupun dengan mata. Dan jika semuanya tidak mungkin, maka boleh dikerjakan dalam hati, selama akal dan jiwanya masih ada.
Berikut tayangan video yang bisa dijadikan ilustrasi sholat sambil berbaring (catatan: niat sholat di dalam hati, tidak di zahirkan/disuarakan). Jika Anda mau melihat file video (15.5 Mb) dimaksud dapat Anda unduh di sini.

Belajar Membaguskan Bacaan Al Qur'an

إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan suka akan keindahan, dan Al-Kibru itu adalah , "Menyepelekan kebenaran dan merendahkan manusia." (Shahih Muslim)

Menekankan bacaan dan memperbagus suara dalam membaca Al Qur'an sangat dianjurkan karena hal itu menambah kebagusan Al-Qur’an hingga di-terima pendengarnya serta meninggalkan bekas dalam hati.
Dalam Sunan An-Nasa’i dan Ad-Darimi serta Al-Mustadrak Al-Hakim dari Barra’ Radhiallaahu 'anhu berkata: “Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

(( حَسِّنُوْا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ الْقُرْآنَ حُسْنًا ))“
Baguskanlah Al-Qur’an dengan suaramu, karena suara yang bagus menambah keindahan Al-Qur’an.”

Dalam Sunan Abi Daud dari Abu Lubabah Radhiallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

(( لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ ))“
Bukan dari golongan kami orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.

”An-Nawawi mengisahkan dari Jumhurul Ulama bahwa makna “lam yataghanna” adalah yang tidak membaguskan suaranya ketika membaca Al-Qur’an.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam qudwah (teladan) dalam hal ini. Dalam Shahih Al-Bukhari dari Barra’ Ibnu ‘Azib berkata:

“Saya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam membaca dalam shalat isya’ “At-Tiin waz Zaitun”, tidak pernah kudengar seseorang yang lebih bagus suaranya dari beliau .


Kebetulan saya memiliki beberapa koleksi kaset (jaman dulu belum seperti sekarang ada CD dengan format MP3, MP4, dll) tilawah Al Qur'an baik berupa audio maupun video. Koleksi ini dulunya untuk menunjang anak-anak belajar tilawah (red. qori' atau qori'a). Koleksi yang ada saya pikir sayang kalau rusak, sehingga saya coba untuk mendigitalkannya kedalam format mp3 (file yang saya upload di internet ini sudah saya compress agar ukurannya kecil). Untuk kaset belajar ada 2 kaset yang berisi tentang pedoman membaca tilawatil Al Qura'an dengan tingkatan nada seperti : Bayati, Soba, Nahwand, Jawab, Jawabuljawab, dst. yang dibawakan oleh Hj.Maria Ulfa.


1. Unduh file kaset 1 side-A (23 Mb) di sini.
2. Unduh file kaset 1 side-B
3. Unduh file kaset 2 side-A
4. Unduh file kaset 2 side-B

Disamping itu saya akan unggah beberapa contoh tausih dan penerapannya didalam surah-surah Al Qur'an yang biasa dibaca oleh Qori atau Qori'ah untuk acara-acara tertentu. Contoh tausih ini dibawakan oleh Hj Maria Musta'in (beda dengan Hj Maria Ulfa) yang merupakan salah satu qori'a dari kota Palembang dan sekarang menjadi salah satu juri Nasional MTQ. Kebetulan isteri belajar dengan Ustazah Hj Maria musta'in. Ada juga rekaman-rekaman tausih lain untuk qori yang dibawakan oleh guru mengaji anak saya ( Ust. Kgs.Rasyid Ciknang dan Ust.Nasron, pengajar Al Qur'an di Masjid Agung Palembang yang juga sering menjadi juri MTQ).

1. Tausih surah Ar ruum 21

Contoh penerapannya:
1. Surah Al Baqarah 197-202 ( ayat haji)
2. Surah Al Baqarah 153 - 158 (ayat musibah)
3. Surah Ar-Ruum 21 - 27 ( ayat nikah)