Tanggal 12 Dzulhijah 1427 H masih termasuk dalam hari tasyrik, dan bagi jemaah haji yang akan meninggalkan tanah suci segera biasanya mereka menyelesaikan melempar jumrah di hari ini sebagai hari terakhir melontar, atau biasa disebut Nafar Awal. Di kloter kami belum ada kepastian apakah akan Nafar Awal atau Nafar Tsani. Namun planning aku yang haji mandiri saat ini akan berusaha menyelesaikan Nafar Tsani yakni melempar dan mabit di Mina sampai tanggal 13 Dzulhijah 1427 H. Sebagaimana hari sebelumnya kami sepakat untuk melontar tetap ba'da dzuhur (ba'da zawal) yaitu setelah matahari tergelincir, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw pada pelaksanaan haji wada'. Rombongan besar kami akan melaksanakan jadwal melontar malam nanti pukul 21.00 was. Kondisi ini mulai jadi bahan perbincangan jamaah di tenda, mengingat kondisi malam udara disertai angin cukup kencang sehingga sangat dingin, sehingga ada beberapa jamaah yang mengusulkan untuk dipercepat. Sedangkan ketua rombongan dan ketua kloter meminta kami sebelum berangkat untuk tidak terlalu menyolok apabila sudah selesai melontar, agar tidak mempengaruhi mental para jemaah yang belum karena sedikit banyak kalau seseorang sudah menyelesaikan kewajiban melontar maka bagi jemaah yang belum akan mempengaruhi emosi / nafsu ingin juga cepat-cepat menyelesaikan. Kami menyetujui, dan siang itu aku juga nemuin ustadz. Ayi sambil menunjukkan bukti kalau aku sudah tahalul bersih mencukur semua rambut, beliau senyum-senyum aja, kalau begitu dua do'a yang didapat sebagaimana Rasulullah mendo'akan orang yang tahalul kalau cukur bersih dapat dua kebaikan, tetapi kalau hanya memotong pendek saja maka hanya mendapat satu kebaikan katanya. Ya ustadz ...terima kasih atas bimbingannya kataku.
Perjalanan menuju jamarat pada waktu afdalHari ini adalah hari yang cukup padat jamaah yang akan melontar disamping mengambil waktu afdhal juga berbarengan dengan rombongan-rombongan yang mengambil nafar awal. Jadi banyak juga jemaah yang mengambil nafar awal ini yang sekaligus membawa barang-barangnya sekalian. Namun nasib baik tidak memihak mereka yang membawa barang-barang untuk bisa mendekati area jamarat, karena dari 2 km sebelum area sudah dijaga petugas keamanan yang menyita barang-barang bawaan tersebut karena menurut keamanan akan membahayakan pelaksanaan melontar. Jadilah kami lihat banyak sekali barang-barang yang ditinggal dipinggir jalan hasil sitaan petugas (ada selimut, kain ihram, ambal, tas-tas besar, macam-macamlah). Memang pengamanan haji tahun 1427 H ini sungguh ketat dan disiplin petugas juga patut diacungi jempol, dedikasi mereka untuk menjamin keamanan ini memang luar biasa. Aku juga kagum dengan pemerintah Arab Saudi yang dapat mendesign sistem antrian masuk dam keluarnya jamaah menuju jamarat walaupun dalam waktu 1 tahun sejak tragedi tahun 1426 H (hampir setiap tahun terjadi musibah diarea jamarat karena terinjak-injak pada pelaksanaan melontar ini). Namun dengan sistem yang ada sekarang ini, nampaknya musibah sebagaimana yang sering terjadi diarea jamarat, hal itu sangat kecil terjadi saat ini. InsyaAllah. Melontar kali ini kami mengambil area lantai dasar juga, sama pertimbangannya adalah lebih adem dari sengatan matahari dan tingkat keamanannya lebih baik.
Alhamdulillah...tugas dan kewajiban melontar dihari ini juga tanpa mengalami kesulitan yang berarti, dan kami kembali ke tenda dengan wajah sumringah. Namun sesuai permintaan pembimbing haji sebelum berangkat tadi kami harus menjaga perasaan rekans haji yang belum melaksanakan melontar. Disela-sela istirahat aku dapat informasi kalau kloter kami akan mengambil kebijakan Nafar Tsani artinya masih satu malam lagi mabit di Mina dan menyelesaikan untuk melontar 3 jumrah (ula, wusta, dan Aqobah) keesokan harinya. Alhamdulillah berarti sudah hal ini sejalan dengan rencana kami semula untuk mabit sampai nafar tsani.
No comments:
Post a Comment