Tuesday, April 10, 2007

Catatan Perjalanan Haji 1423 H # 5

Perjalanan Menuju Mina, Sunnah Tarwiyah tanggal 8 Dzulhijah


Tanggal 9 Februari 2003 (8 Dzulhijah 1423 H)
Setelah gagal diberi ijin oleh ketua kloter untuk melaksanakan Tanazul, yaitu melakukan perjalanan haji sebagaimana yg dilakukan Rasulullah dimana pada tanggal 8 Dzulhijah jamaah haji berangkat menuju Mina bukan ke Arafah sebagaimana yg dilakukan oleh mayoritas jamaah haji dari Indonesia. Namun aku ikhlas setelah tentunya aku mengadukan kondisi ini kepada pemilik alam semesta. InsyaAllah, dilain waktu Allah bisa memberi kesempatan kepadaku agar aku bisa melaksanakan haji dengan sempurna sebagaimana perintah Allah didalam surat Al Baqarah, "Sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah".

Pukul 15.47 was
Mandi, pakai wangi-wangian kebetulan aku beli farfum hajar aswad di sana jadi farfum inilah yg digunakan (untuk wanita tidak dianjurkan pakai wangi-wangian), kemudian memakai pakaian ihram, menunggu Bus (sebelumnya shalat Dhuhur dan Ashar di jama’). Berangkat menuju Arafah, di Bus mulai pasang niat Ihram Haji “Labbaika Allahumma Hajjan”

Pukul 17.50 was
Tiba di kemah, Shalat maghrib dan Isya’ jama’ takdim, makan malam, istirahat. Pada waktu istirahat untuk kaum Bapak sebaiknya pakaian ihram bagian bawah dapat kita kasih peniti atau diikat untuk menghindari terbukanya aurat kita pada saat tidur. Di dalam tenda diatur kelompok wanita dengan wanita dan pria dengan pria dimana arah kepala diketemukan untuk menghindari terlihatnya aurat. Disini senter sangat dibutuhkan untuk mencari barang-barang didalam tas kita karena di tenda penerangan cahayanya minim. Bantal tiup sangat bermanfaat di tenda ini (Jangan membawa kantong tidur karena akan menjadi beban anda, disamping untuk antisipasi jika kondisi traffic jam sehingga tidak memungkinkan Bus mengantar anda ke MINA sehingga anda harus berjalan kaki dengan membawa beban. Pengalaman perjalanan hajiku banyak jamaah yang harus jalan kaki karena jalanan macet dan tidak mungkin dilalui Bus, karena saat itu baru pertama kali diujicoba sistem angkutan Armina(Arafah Muzdalifah dan Mina) yang disebut "Taradudi", namun kacau balau.

Tanggal 10 Februari 2003 (9 Dzulhijah 1423 H)
Wukuf di Arafah


Pukul 05.00 was
Shalat subuh, makan pagi, istirahat menunggu sholat dhuhur dan pelaksanaan wukuf
Pukul 12.37 was
Kutbah wukuf, Shalat dhuhur & Ashar di qasar, do’a wukuf, pelaksanaan WUKUF sampai dengan matahari terbenam. Di sunahkan bertalbiyah. Setelah matahari terbenam baru diperbolehkan meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah.
Pada saat wukuf carilah tempat yang nyaman untuk bertafakur, berdo’a, introsepeksi diri, untuk itu sebaiknya siapkan alas duduk bisa dari plastik atau alas lain yang mudah dibawa.

Tanggal 11 Februari 2003 (10 Dzulhijah 1423 H)
Pukul 03.00 was
Bergerak menuju Muzdalifah (yang dilakukan Rasul adalah sholat maghrib dan isya di jama’ , istirahat / tidur sampai fajar, kemudian sholat subuh). Tetapi karena kondisi jamaah haji yang padat biasanya sopir tidak mau berhenti di muzdalifah (pengalaman kami karena jalur macet total, maka kami berhenti di muzdalifah dikarenakan macet dan penumpang tetap berada di dalam Bus, untuk itu kita niatkan saja pada saat seperti itu niat MABIT di muzdalifah).

Pukul 05.30 was
Tiba di perkemahan Mina Jadid (berdasarkan keputusan ulama Saudi daerah Muzdalifah diperluas akibat semakin besarnya jumlah jamaah haji), Sholat subuh lalu makan pagi.


Jamarat Pada 1423 H, masih banyak menelan korban jiwa


Pukul 08.45 was
Melontar jumrah Aqobah pada hari Nahar (hari pertama hanya jumrah Aqobah yang dilontar), pelaksanaan melontar harus setelah matahari terbit sampai dengan malam hari, tetapi usahakan pada waktu Dhuha karena waktu ini menurut sunnah rasul adalah waktu yang afdhal untuk melontar jumrah Aqobah, setiap lontaran hendaknya bertakbir.. Pada pelaksanaan melontar ini aku sendirian tidak bergabung dengan rombongan karena pada saat itu aku sekalian mau mencari jamaah reguku yang tersesat yang menurut informasi berada di sekitar terowongan mina (tempat terjadinya musibah beberapa tahun lalu). Jika anda ingin berpisah dari rombongan maka pelajari peta (cara membaca peta yang ditempatkan disepanjang jalan menuju jamrat). Alhamdulillah pada saat melontar diwaktu afdal ini kondisi jamaah yang melontar tida terlalu padat dibandingkan waktu setelahnya (mungkin banyak jamaah yang confuse dengan waktu afdal, mungkin perkiraannya untuk Aqobah sama dengan jamrat ula dan wusta yaitu setelah matahari tergelincir). Setelah melontar selesai maka kita sudah bisa TAHALUL AWAL, kembali ke kemah dan mengganti pakaian ihram dengan pakaian biasa.

TIPS: sebaiknya setiap berpergian anda membawa bollpoin untuk mencatat tanda-tanda sesuai petunjuk peta untuk menghindari tersesat.

Tanggal 12 Februari 2003 (11 Dzulhijah 1423 H)

Menuju Mekkah untu Tawaf Ifadah

Pukul 03.30 was
Dengan beberapa orang jamaah (tidak dengan rombongan) kami berangkat menuju Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf IFADAH dan SA’I. cukup banyak yang menawarkan jasa angkutan menuju kesana tarifnya bisa tawar menawar, kalau bak terbuka +/- 5 sampai 10 RLS tetapi kalau minibus pakai AC sekitar 10 sampai 15 RLS. Waktu itu saya menggunakan yang bak terbuka cukup nyaman di udara pagi dan perjalanan tidak terlalu lama hanya beberapa menit. Kita bias turun di dekat masjid jin (pasar Seng) dan berjalan kaki menuju masjidil haram +/- 5 menit. Lakukan Shalat Subuh berjamaah kemudian lanjutkan dengan tawaf ifadah dan sa’i

Pukul 10.30 was
Sarapan pagi dipasar seng, kemudian berangkat menuju jamrat untuk melakukan lontaran ke dua ( Ula yang letaknya dekat masjid KHAIF, Wusta dan Aqobah). Setiap selesai melontar jumrah Ula kita disunahkan ber do’a dan berzikir menghadap kiblat, begitu juga setelah melempar jumrah wusta, tetapi tidak untuk jumrah Aqobah. Dari masjidil haram juga banyak angkutan ke jamrat. Sesampainya di jamrat jangan dulu melakukan lontaran menunggu waktu yang dianjurkan yaitu setelah matahari tergelincir (antara pkl.12.30 – 12.45 ini waktu yang cukup feasible) jika waktu tergelincir matahari sudah masuk maka petugas akan mengumumkannya lewat pengeras suara dalam berbagai bahasa (Arab, Inggris, Perancis, Melayu) kira-kira informasinya sbb: “ Waktu matahari tergelincir sudah masuk, para jamaah haji kinilah saatnya waktu untuk melontar..” dan ini diulang-ulang. Sebelum melontar lakukanlah sholat Dzuhur berjamaah disekitar jamrat (banyak jemaah yang menggelar tikar untuk sholat jamaah).

Tanggal 13 Februari 2003 (12 Dzulhijah 1423 H)
Pukul 01.30 was dinihari
Kembali ke maktab (keputusan bergerak dinihari agar terhindar dari kemacetan), menyiapkan energi untuk melontar hari ke dua, Jika kita harus segera meninggalkan tanah suci karena jadwal, maka kita hanya melakukan Nafar awal.

Pukul 11.45
Dari maktab menuju ke tempat jumrat untuk melakukan lontaran terakhir karena rombongan diputusakn hanya sampai Nafar awal. Setelah matahari tergelincir melakukan lontaran (ula,wusta dan aqobah). Kemudian melanjutkan melontar yang kedua mewakili jamaah regu kami yang tidak dapat melakukannya sendiri karena alas an syar’i.

Tanggal 15 Februari 2003 (14 Dzulhijah 1423 H)

Ba’da Dzuhur melakukan tawaf wada’ (tawaf perpisahan), ba’da dzuhur adalah waktu yang agak lengang untuk melakukan tawaf (kita masih mungkin untuk memegang rukun yamani) karena banyak jamaah yang menghindari panah matahari (kita dapat menyiasati dengan memakai handuk yang kita basahi). Sehabis tawaf wada’ tidak dilanjutkan dengan sa’i

Tanggal 16 Februari 2003 (15 Dzulhijah 1423 H)
Pukul 10.30 was
Berangkat ke Jeddah tiba di Jeddah pukul 01.30 was, langsung menempati kamar di Madinatul Hujaj. Terima makanan, mengunjungi laut merah,disini kita banyak ditawari jasa Bus perjalanan untuk mengunjungi tempat-tempat dan monumen bersejarah dengan tariff 20 RLS. Di pantai laut merah kita bisa menikmati pemandangan laut lepas dan kalau mau menikmati sate madura langsung dibakar ditempat sungguh nikmat.
Di madinatul hujaj kita masih bisa berbelanja oleh-oleh jika masih mempunyai sisa real, banyak pedagang menggelar dagangannya di area madinatul hujaj. Kalau ingin membeli korma yang masih segar (masih ada tangkainya) cukup murah atau mau beli kaset mushaf 1 set (30 juz) juga lebih murah jika dibandingkan kita beli di Madinah atau Mekah. Kalau mau keluar dari area penginapan kita harus minta izin tertulis (mengisi formulir jam berapa kita pulang dan siapa saja anggota yang ikut), karena tanpa surat pengantar kita tidak diijinkan oleh petugas jaga (disana cukup ketat penjagaannya).Ketika berada di Madinatul Hujaj kita akan dapat informasi khsususnya bagi jamaah haji yang bagasinya melebihi ketentuan supaya memasukkannya ke jasa CARGO, karena kalau pas penimbangan bagasi di King Abd Aziz bagasinya melebihi quota maka akan dikenakan bea sesuai tariff penerbangan yang sangat tinggi. Kloter kami pada saat itu mengumpulkan uang basis agar semua barang bisa dibawa terbang bersamaan dengan jamaah.
istirahat, persiapan kembali ke Medan (tanah air). Saat ini Madinatul Hujjaz sedang di renovasi, sehingga jamaah haji yang akan kembali ke tanah air ditempatkan di hotel-hotel yang sudah disewa oleh pemerintah kita, kondisi hotel cukup bagus dan layaklah.


Tanggal 17 Februari 2003 (16 Dzulhijah 1423 H)
Pukul 06.15 was
Berangkat dari Bandar udara King Abd.Aziz dengan menggunakan penerbangan Garuda Indonesia dengan nomor penerbanagan GA 3102

Pukul 18.15 wib
Tiba di Bandar udara Polonia, langsung ke asrama haji, seremonial, cari kopor masing-masing

Pukul 21.00 wib, Pulang ke rumah masing-masing

Alhamdulillah…Semoga Allah menjadikan Haji yang hamba lakukan adalah haji yang mabrur. Untuk saudara-saudaraku seiman persiapkan diri sebaik-baiknya, hindari hal-hal yang makruh apalagi haram karena Ibadah Haji imbalan yang dijanjikan Allah sudah pasti “ JANNAH” / “ SORGA” dan untuk mendapatkannya pastilah tidak mudah, tawakal dan berserah diri adalah modal untuk kesana disamping dana tentunya.
Titip Do’a disana agar aku bisa menunaikan Ibadah Haji yang ke dua, Semoga Anda menjadi haji dan Hajjah yang Mabrur.

Mohon maaf jika ada hal yang tidak berkenan dan mohon ampun saya kepada Allah jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan perintahNya.


Billahi taufiq walhidayah wasalamualaikum warahmatullahiwabarakatu.

No comments: