Tuesday, April 10, 2007

Catatan Perjalanan Haji 1423 H # 2

Aku terusin ya...catatan perjalanan hajiku, yuk kita buka lembaran catatan di tanggal-tanggal berikutnya
Sekarang kita buka lembar catatan selama aktivitas di Madinah.
Tanggal 11 Januari 2003 :
pukul 07.20 was
Tiba di Madina, periksa barang bawaan jangan sampai tertinggal di Bus (karena ada jamaah/ temen sekantorku yang tertinggal sepatunya dan tidak kembali lagi). Penempatan kamar biasanya banyak versi ada yang menginginkan bisa suami istri dalam satu kamar (kalau 1 kamar isi 4 orang maka ada 2 pasang suami istri) kalau ada yang meminta begini maka sebaiknya usulkan bahwa secara syar’i lebih aman jika pria satu kamar dengan pria dan begitupun untuk kaum wanita, karena kalau berpasangan maka akan banyak mudhoratnya. Alhamdulillah kloter kami bisa diatur pria berkumpul dengan pria dan begitu juga wanita dengan wanita.
Ingatlah nomor kamar kita, karena banyak jamaah dihari-hari pertama yang lupa nomor kamarnya sehingga setiap pulang dari Masjid selalu menunggu teman-temannya untuk memastikan nomor kamarnya. Jangan lupa kunci kamar jangan sampai tertinggal di dalam kamar.
Penginapan di Madinah biasanya cukup bagus, seperti yang kami tempati di lokasi Ring I merupakan hotel berbintang 5 ( Elaf Taiba Hotel, sebelah timur masjid Nabawi +/- 20 meter sudah sampai ke halaman masjid Nabawi).


Pukul 10.00 was
Mulai melakukan aktifitas ibadah yang pertama kali di masjid Nabawi, Sholat tahyatul masjid (disembarang tempat dalam masjid karena pada saat itu kami belum tahu dimana letaknya raudah), selesai sholat kami bertanya ke petugas pembersih dimana lokasi raudah. Alhamdulillah karena kami masuk dalam Gelombang I maka jamaah yang datang ke Madinah masih sedikit sehingga untuk ke Raudah masih lenggang. Di Raudah kita bisa puas ber do’a memohon ampunan baik bagi diri sendiri, orang tua, mertua dan keluarga serta kerabat dekat kita. Kemudian jangan lupa mintakan juga kepadaNya untuk memberi kesempatan bagi keluarga, kerabat maupun rekans yang ada titip sama kita untuk diberi kesempatan berhaji atau berkunjung ke tanah suci menunaikan ibadah. Raudah ini merupakan salah satu tempat yang mustajab/makhbul untuk berdo’a sesuai dengan hadist rasul “Antara mimbar dan rumahku terletak taman-taman surga” (jadi berdo’alah setiap ada kesempatan disini selama kita masih berada di Madinah).


Untuk masuk ke Masjid Nabawi maupun masjidil haram sebaiknya tas leher kita tidak perlu dibawa, karena membawa tas di leher cukup mengganggu pergerakan sholat kita, tetapi bagi orang tua yang daya ingatnya sudah berkurang maka tas leher ini sebaiknya dipakai terus selama kita keluar dari maktab.


Beberapa catatan di Masjid Nabawi
  • perhatikan pintu-pintu masuk bagi jamaah laki-laki maupun perempuan, hal ini mudah diingat dengan melihat tanda Toilet yang ada di depan pintu masuk apakah Men atau Women.
  • Di dalam masjid banyak tersedia gallon air zamzam, sebaiknya kita tidak meminum air zamzam yang dicampur es untuk menghindari batuk atau pilek, Anda dapat memilih air yang tanpa es dimana pada gallon ada tulisan dengan huruf Arabic berwarna hijau (zamzam mubarodz) biasanya gallon diletakkan dibagian tengah gallon lainnya (satu tempat biasanya ada 6 gallon).
  • Untuk sholat subuh adzan dilakukan 2 kali (pertama bisanya untuk membangunkan orang dan yang ke dua pertanda waktu sholat sudah masuk waktu), hal ini perlu diingat bagi yang ingin melaksanakan sholat sunah rawatib ataupun sholat lail sehingga tidak ragu apakah sudah masuk waktu subuh atau belum.
  • Usahakan datang ke masjid paling lambat 1 jam sebelum Adzan, agar kita dapat shaf yang bagus karena kalau terlambat kita bisa dapat shaf diluar pada saat jamaah mulai padat resikonya kalau subuh udara sangat dingin.
  • Dari tanah air tekadkan / niatkan untuk bisa khatam al quran di tanah suci, untuk menggunakan mushaf di masjid Nabawi perlu adaptasi karena ada beberapa tanda baca yang berbeda dengan mushaf Indonesia khususnya untuk tanda baca sukun atau mati, untuk mushaf terbitan arab Saudi tidak dicantumkan. Dan kalau menggunakan mushaf masjid, anda perlu membawa buku notes untuk mencatat batas terakhir ayat yang sudah kita baca.
  • Jangan memaksakan ke Raudah pada jam-jam padat peminat dan sebaiknya kita tidak berniat untuk ke Raudah tetapi untuk beribadah dalam masjid Nabawi, karena yang dianjurkan adalah beribadah dalam mesjid. Sehingga kita terhindar dari menzalimi orang lain maupun diri kita sendiri, karena diwaktu padat peminat ke Raudah ini cukup besar dengan berdesakan. Kalau memang ingin ke Raudah sempatkan diwaktu malam pengalaman kami sekitar pukul 21.30 karena hampir tiap malam ruang di Raudah ini lenggang dari pengunjung, nah kita bisa leluasa ber do’a sampai pukul 23.00 was karena Masjid ditutup untuk umum pukul 23.00 was. Waktu malam ini kurang banyak diketahui oleh para jamaah, mereka biasanya selalu rebutan ba’da sholat fardhu, sehingga untuk waktu-waktu padat seperti ini kita berikan kesempatanlah buat saudara-saudara kita yang lain.
  • Jangan ikut-ikutan kegiatan bid’ah yang dilakukan jamaah lain baik dalam berziarah maupun di raudah, kerjakanlah amalan yang memang ada tuntunannya untuk itu persiapkan manasik sedini mungkin sebelum berangkat ke tanah suci. Di sana akan kita temui hal-hal aneh yang dilakukan jamaah dalam beribadah maupun ziarah, dengan mencari berkah yang diambil dari benda-benda yang ada disekitar tempat ibadah atau tempat ziarah. Pada saat ziarah ke makam rasulullah saw, kita membaca salam, sholawat dan mendoakan beliau,, kemudian kita bergerak sedikit ke kanan untuk mengucapkan salam dan do’a ke sahabat nabi.
  • Sehabis sholat fardhu biasanya ada sholat jenazah, sempatkan untuk mengikutinya karena merupakan peluang amalan ibadah kita untuk itu sebaiknya pelajari juga tata cara sholat mayyit mulai dari tanah air.
  • Didalam masjid kita bisa menyaksikan teknologi buka tutup kubah (ada yang berbentuk payung maupun yang berbentuk kubah biasa), biasanya akan terjadi sekitar pukul 5.30 s/d 6.00 was, waktu-waktu ini yang sering karena buka tutupnya tidak tahu berdasarkan kreteria apa (panas, jam, cuaca, mungkin bias dicari artikel jika ada yang berminat)
  • Jika kita pertama datang ke masjid Nabawi, maka setelah sholat tahyatul masjid di Raudah kita bisa ziarah ke makam Rasulullah dan sahabatnya (Abubakar dan Umar), dari Raudah kita bergerak lurus ke arah mimbar imam kemudian belok ke kiri ( disebelah kiri kita adalah makam rasulullah dan sahabatnya), cukuplah mengucapkan salam dan sholawat atas beliau.
  • Setelah berziarah ke makam rasulullah ini kita bisa langsung keluar masjid dan berjalan lurus menuju pemakaman Baqi, karena tidak jauh dari halaman masjid terletak makam BAQI. Ucapkan salam dan do’a bagi kaum muslimin dan muslimat sesuai dengan tuntunan sunatullah di makam baqi.
  • Cuaca di Madinah pada musim haji tahun 2003 M cukup dingin untuk itu perlu dipersiapkan pelembab kulit dan lip gloss (pelembab bibir) dari beberapa merk yang saya lihat (yang dibawa oleh sebagian jamaah), merk NIVEA cukup bagus atau anda bisa beli disana (selalu mengantongi ini yang dapat kita pergunakan lagi ketika kita selesai berwudhu). Jika tidak menggunakan pelembab maka kaki akan mengalami pecah-pecah. Usahakan minum air di dalam masjid sesering mungkin untuk menghindari dehidrasi (karena dari pengalaman ibadah haji saya, ada jamaah dari Malaysia yang harus dirawat karena dehidrasi)
  • Pada saat musim dingin jika kita bawa bekal makanan (rendang, sambal teri) cukup awet walaupun tidak dihangatkan. Bekal ini cukup membantu karena pada saat awal (gelombang I) banyak tempat makan yang belum buka kalaupun ada harganya masih cukup tinggi disamping itu kita bisa menghemat living cost. Kebetulan di regu kami ada 2 orang yang bawa rice cooker dan 1 orang yang bawa kompor listrik sehingga untuk nasi bisa joint untuk 2 kamar (kamar Bapak dan kamar Ibu). Selama di Madina makan secara bersama-sama, sebaiknya kalau sudah di mekkah untuk urusan makan lebih baik sendiri-sendiri saja karena akan lebih baik, lebih mudah mencari makan dan murah di makkah dan tidak mengganggu jadwal rekan kita yang lain.
  • Jika ingin menukar uang (dollar atau rupiah) sebaiknya jangan di tanah air karena selisihnya cukup besar (tukar saja di sana : Madina atau Makka). Di tanah air 1 real kita beli waktu itu Rp 2750 di sana Rp 2350, jadi cukup bawa uang rupiah dalam lembar 100 ribuan. Untuk tempat penukaran uang cukup mudah dan banyak tempat-tempat yang berfungsi sebagai MONEY CHANGER
  • Jangan membawa kamera, photo-photo yang dilarang (termasuk poster bergambar masjid) ke dalam masjid baik di Nabawi maupun di masjidil haram, karena anda tidak akan diperkenankan masuk ke dalam masjid oleh petugas jika kedapatan membawa kamera.
  • Jika kita ingin mencari oleh-oleh di sekitar makam baqi banyak berjejer toko-toko souvenir pandai-pandailah menawar barang, semakin hari harga-harga akan bergerak naik, jadi sebaiknya jika anda masuk dalam kloter awal maka sebaiknya belanjalah untuk oleh-oleh sesuai kebutuhan (hati-hati jangan sampai living cost habis buat oleh-oleh, lakukan perhitungan yang akurat). Di Madinah ada salah satu toko yang menawarkan harga cukup bersaing tetapi tidak dapat ditawar, namanya AL-TAUFIQ tempatnya dibelakang masjid, disini banyak dijual sajadah dari berbagai kualitas dan merk, cukup bagus buat oleh-oleh. Qualitas yang cukup bagus buatan Maroko harga berkisar mulai 70 RLS. Jika memerlukan tasbih, kita bisa membelinya di pusat grosir souvenir lumayan selisih harganya (tasbih yang dibuat dari batu laut berwarna putih seperti mutiara cukup bagus, untuk 1 lusin harga sekitar 50 RLS).Tips: kalau beli souvenir kita teliti juga made in mana, karena banyak rekans kami yang berbelanja product Indonesia sendiri sehingga setelah sampai di kamar / maktab semua jadi tertawa. Untuk masalah souvenir sebaiknya dari tanah air anda sudah mendata siapa-siapa yang perlu anda beri souvenir tentunya dengan urutan kualitas misanya orang tua tentunya kita prioritaskan misalanya nanti akan kita kasih sajadah, terus ulama/guru spiritual kita kita kasih mushaf, dll.
  • Selalu bawa pelembab, lipgloss (untuk pelembab bibir), botol aqua dalam tas karena dapat kita gunakan segera di dalam masjid.
  • Jika ingin sholat di atas masjid Nabawi, maka kesempatan ini dapat kita peroleh pada hari jum’at melewati escalator/lift yang disediakan (kalau hari-hari biasa bagian atas tidak dimanfaatkan karena areal bawah cukup memuat jamaah).
  • Pasar kurma dapat dikunjungi di depan masjid cukup dengan jalan kaki sekitar 5 menit, disini banyak disediakan kurma dari berbagai jenis pergunakan kesempatan ini untuk mencicipi semua jenis kurma (karena kita akan ditawari oleh pedagang kurma sambil berkata “ HALAL” anda boleh mencicipi bahakan sampai 1 kg. Kurma nabi ada 3 tingkat quality, untuk qualitas 3 sudah cukup, harganya 1 kg sekitar 40 RLS.
  • Makanan (Nasi dan lauk pauk) mudah di dapat, tetapi untuk menghindari antrian sebaiknya belilah makanan ba’da DHUHA karena kalau habis shalat DHUHUR antrainnya bisa bikin perut yang lagi lapar tambah lapaaaaaaarrrrrr. Untuk makan malam sebaiknya ba’da Ashar. Namun sekarang jamaah haji di Madinah sudah dapat jatah dari pemerintah sebanyak 2x makan sehari (siang dan malam).

Kita terusin ke catatan lainnya, di Catatan Perjalanan Haji 1423H #3

No comments: