Saturday, November 10, 2007

Komunikasi & Dokumentasi

Komunikasi


Komunikasi dengan anggota keluarga nampaknya masih menjadi kebutuhan para jemaah haji. Supaya lebih khusuk sebaiknya tinggalkan alat komunikasi canggih di rumah (communicator akan menggoda anda untuk mengakses internet dsb). Bawa aja handphone yang sederhana fiturnya yang penting bisa dipake nelpon dan sms, lagian disana banyak jamaah dari negara lain bahkan orang arabnya sendiri masih make HP kuno padahal arab saudi kan negara kaya, emang orang Indonesia kalau dipikir-pikir pengikut mode juga atau konsumptif.
Terus bagaimana dengan nomor SIM Card, bawa dari Indonesia (nomor Indonesia) atau nomor lokal. Awalnya aku mempersiapkan nomor lokal (pake salah satu operator GSM terkemuka di Indonesia, postpaid aku pake T*********L dan prepaid aku pake punyanya I*****T), mulai dari mengajukan permohonan (photo copy passpor bahkan temenku ada yang diminta deposit uang segala, kalau yg prepaid cukup anda call ke callcenter operator aja untuk dibukakan roamingnya). Aku bawa dua nomor (prepaid dan postpaid, dari dua operator telekomunikasi berbeda). Nah..yang postpaid awalnya mengecewakan karena sampai disana ngga' bisa dipake, sudah menghubungi call centernya, yg juga ngga' ada solusi yang cepat. baru setelah di Mekkah bisa digunakan dan itupun sering bermasalah. Jadi bagi anda yang mempertahankan nomor Indonesia pertimbangkan lagi deh, selain mahal, lama-lama juga sering error. Susah kirim sms. Nomor prabayarku, cepat sekali argonya ketika dipake nelpon, makanya kadang aku nelpon lewat wartel aja, murah meriah kalau pas malam hari karena disana menerapkan tarif discount yang cukup besar.
Temen-temen jemaah haji lainnya juga mengalami problem yang sama, akhirnya banyak yang ganti pake nomer lokal. Sebenarnya gampang kok belinya, trus tinggal pindah sim card, beres!! Sebagian jamaah awalnya ragu karena mempertahankan komunikasi dengan relasi atau keluargnya, akhirnya banyak juga yg beralih. SIM Card prepaid / pra bayar banyak dijual di toko maupun pedagang asongan, harganya yang termurah untuk nomer perdana 100 real. Tarifnya kalau sms ke lokal arab sana cuma 0.25 real, sms ke Indonesia cuma 0.5 real…Nah lho kalau gitu kapan bisa ngabisi pulsanya, ada temennya isteri malah ngasih pinjaman gratis HP nya di Jeddah karena pulsanya masih banyak, silahkan siapa yang perlu telpon keluarga pake telpon gratis katanya. Waah hemat tenan ? ?? Cuma memang itulah jemaah haji kita kurang dapat info kayak gini, mereka sudah termakan promosi operator Indo yang ternyata disamping harga pulsa mahal, kalau kita ada masalah juga lambat solusinya.

Sebagai Informasi Bagi yang mau mengaktifkan roaming international (Untuk Operator TSel):
1. Langsung datang ke GraPARI yang perlu dibawa untuk mengaktifkan SLI/Roaming Internasional selama ibadah haji adalah:
  • No tsb adalah no ybs.
  • KTP
  • Passport/Bukti setoran ONH
  • Uang jaminan gak mesti. Artinya akan menjadi kebijakan graPARI, terkait dengan masa kartu aktif, usage selama ini dlsb, tapi kebiasaannya sih ada uang jaminan.

Tips hemat menggunakan kartuHALO

  • Lebih baik terima panggilan, tariff flat Rp. 4.000/menit
  • Call ke Indonesia, gunakan operator Mobiliy Sabtu-Kamis offpeak 21.00 – 07.00 (waktu setempat) dan Jumat/Hari Libur = SAR 3,34/Menit atau sekitar Rp. 8.350/mnt
  • Gunakan SMS dengan tariff +/- SAR 0.8 atau sekitar 2.000 / SMS

Tips hemat menggunakan kartu simPATI

  • Lebih baik terima panggilan, tariff Rp. 5.500/menit
  • Call ke Indonesia, pergunakan cara call UCB Rp. 13.100/menit : *131*+#) Contoh : *131*+62215240811#
  • Kirim SMS = Rp.3.500/sms. Pastikan No. service center adalah +6281100000
    Untuk mengetahui tarif lebih detail dapat menghubungi call center Telkomsel , 111 dari kartuHALO dan 116 dari simPATI

Nah sekarang tinggal anda pertimbangkan mau pake nomor Indonesia atau beli SIM Card disana, silahkan hitung-hitungan.

WARTEL di King Abdul Aziz Airport

Waktu menunggu di Jeddah bisa digunakan untuk shalat, memeriksa barang bawaan, atau berkeliling melihat-lihat situasi bandara. Jamaah gelombang kedua yang akan ke Makkah biasanya sudah berganti pakaian ihram di bandara ini. Sedangkan jamaah gelombang pertama hendaknya menyiapkan pakaian hangat untuk mengantisipasi udara dingin dalam perjalanan ke Madinah.
Jika ingin makan, jamaah bisa membeli makanan di restoran-restoran yang tersedia. Semua restoran dimiliki oleh jaringan Al Baiaader. Makanan yang dijual relatif lebih mahal dibandingkan harga di luaran. Air mineral harganya sekitar 3 riyal. Makan dengan menu kentang dan ayam sekitar 12 riyal. Tapi porsinya 'raksasa', dijamin tak akan habis jika dimakan sendiri oleh orang Indonesia. Jika ini menelepon ke Tanah Air, jamaah bisa menuju ke wartel-wartel yang ada di bandara. Cuma untuk menelepon, jamaah harus waspada. Penjaga telepon biasanya tetap mengutip 2-3 riyal setiap kali menelepon kendati nomor yang kita tuju tidak tersambung. Jangan lupa mintalah struk pemakaian saat akan membayar.

Dokumentasi


Biasanya untuk kenang-kenangan ketika kita sudah berada di tanah air. Namun ada juga diantara jamaah kami yang nggak setuju bawa kamera, katanya nggak pada tempatnya. Berangkat haji kan untuk ibadah bukan wisata, he he he. Cuma pas sampai di Indonesia dia cari-cari aku untuk bagi dokumentasi dari hasil shooting handycamku. Aku bawa camera digital dan handycam sony kecil agar mudah dibawa dan tidak merepotkan.

Hati-hatilah mengambil Photo, Video selama di tanah suci

Penggunaannyapun harus disesuaikan dengan kondisi Arab saudi, karena tidak semua tempat boleh menggunakan alat tersebut, biasanya kami gunakan di tempat ziarah. Nah kalau didalam masjid tentunya ini membawa resiko, untuk itu pandai-pandailah menyisatinya kalau menggunakan camera matikan lampu/blitznya, yang jelas memang dilarang sesuai dengan pengumuman yang terpampang di halaman masjid (cuma mungkin karena dalam bahasa inggris dan Arab, jadi banyak jamaah yang tidak ngerti). Disana aku melihat sendiri beberapa orang yang tertangkap dan digiring ke kantor askar karena kedapatan mengambil gambar didalam masjidil haram. Biasanya curi curi bawa kamera ke masjidil Haram dan karena nggak pernah ketauan askar biasanya jadi kecanduan. Bawa handphone berkamera terus…foto kabah, bukit safa & marwah dan bagian dalam masjidil haram yang menarik lainnya.Nah pas lagi apes dia tertangkap basah!! oleh askar. Biasanya diproses di kantor dan membuat perjanjian, si askar menyita memory cardnya.Nah bisa dibayangkan, hilang sudah semua dokumentasi yang sudah susah-susah mengumpulkannya. Kalau mau mengambil photo sebaiknya dilantai paling atas masjidil haram, setelah subuh (setelah matahari terbit), nah dilokasi itu biasanya aman dan askarnya juga kalau lihat ngga' diapa-apain dan itu aku lihat banyak yang menggunakan camera maupun handycam, termasuk aku sendiri banyak mengabadikan moment di atas. Aku tahunya juga dari jamaah Indonesia, saat dia melihatku curi-curi ngambil gambar ka'bah dari balik tasku. dia bilang dari atas aja pak. viewnya bagus terus aman lagi, ngga' diapa-apain.

2 comments:

Anonymous said...

ya kita harus jeli juga didalam berhemat :
kalau lihat dari pembulatan (Flexi menerapkan tarif flat 250 rph per 6detik jadi bukan permenit seperti mentari). 1 detik melalui telpon rumah/flexi tarif 250 rph, pakai Mentari 2000 rph.

Kita juga harus tahu waktu berlakunya tarif tsb, kalau tdk salah flexi/telpon rumah tarif flat selama 24 jam, kalau mentari price segitu berlaku untuk waktu tertentu, kan susah mau bicara harus lihat tabel waktu. Thx pak ini hanya sharing.

Abu Syafwan said...

Terima kasih jika tulisan sederhana ini ada manfaatnya, tadinya tulisan-tulisan ini hanya untuk melepas rindu ketika kami diberi kesempatan menunaikan ibadah haji. Insya Allah, saran Bapak akan aku coba buatkan tulisan, seperti mencari souvenir murah dan berkualitas cuma saat ini sedang mencari peta arab saudi biar mudah menjelaskannya, dan juga saran-saran lain yg sdh masuk ke emailku. Semoga keluarga Bpk yg sedang menunaikan ibadah haji diberi kemudahan dan kembali sebagai haji mabrur amin.