Do'a dan permohonan Anda telah dikabulkan oleh Allah Subhanallahu wata'ala untuk mengunjungi Baitullah dalam rangka menyempurnakan rukun iman. Tetapi tidak sedikit dari mereka yang lupa akan nikmat yang telah Allah sampaikan tatkala mereka sudah berada di tanah suci. Sebagian orang membuang kesempatan emas berada di Baitullah, bukannya beribadah, malah pamer kekayaan dan urusan duniawi.
Tulisan ini semoga menjadi Tausyiah bagi Anda semua calon jamaah Umroh atau Haji. Seringkali kekhusu'an ibadah kita terusik oleh alat komunikasi yang dinamakan "Handphone" ini. Hampir semua JCH membekali diri dengan alat komunikasi ini, namun sayangnya mereka kurang mengerti kapan harus menggunakan benda ini.
Hampir semua JCH menyibukkan diri dengan HPTulisan ini semoga menjadi Tausyiah bagi Anda semua calon jamaah Umroh atau Haji. Seringkali kekhusu'an ibadah kita terusik oleh alat komunikasi yang dinamakan "Handphone" ini. Hampir semua JCH membekali diri dengan alat komunikasi ini, namun sayangnya mereka kurang mengerti kapan harus menggunakan benda ini.
Kehadiran ibadah yang khusu' menjadi terganggu oleh kondisi JCH yang tidak peduli terhadap penggunaan handphone, mereka sibuk ngobrol atau mengambil gambar menggunakan camera yang ada di HP super canggih. Yang lebih menjengkelkan lagi ketika kita lagi khusu' sholat, mendengarkan alunan ayat-ayat suci dari Imam masjid Nabawi dan Masjidil Haram yang terkadang membuat kita menangis akan alunan kalam Illahi tersebut, tiba-tiba terdengar dering handphone dari jamaah dilokasi masjid tersebut.
Adalah kewajiban seorang muslim untuk menghormati nilai Islam dan berperilaku tanpa merusak suasana khidmat di tempat-tempat yang suci. Sayangnya sebagian orang lupa bahwa mereka sedang berada di tempat yang paling suci di bumi ini, yang lebih parah lagi ketika thawaf mengelilingi Ka’bah-pun dering bahkan percakapan melalui HP sering terjadi.
Adalah kewajiban seorang muslim untuk menghormati nilai Islam dan berperilaku tanpa merusak suasana khidmat di tempat-tempat yang suci. Sayangnya sebagian orang lupa bahwa mereka sedang berada di tempat yang paling suci di bumi ini, yang lebih parah lagi ketika thawaf mengelilingi Ka’bah-pun dering bahkan percakapan melalui HP sering terjadi.
Mereka bercakap-cakap di telepon genggam membicarakan masalah duniawi, bercanda dan tertawa dengan suara yang sangat keras, sementara sebagian besar orang lainnya khusyuk berdoa, berdzikir, bertadarus Al Qur'an. Jelas ini merupakan tindakan yang mengotori kesucian tempat ibadah yang dimuliakan oleh Allah di dua tanah suci / Haramain yaitu Madinah dan Masjidil Haram.
Gunakanlah HP secara bijak selama di tanah suciTak terkecuali prilaku JCH Indonesia, kita sering dikagetkan dengan dering ringtones lagu ‘goyang dombret’ atau "Cucak Rowo...manuk e " saat berlangsungnya tawaf ataupun sholat. Perilaku ini tak hanya memalukan bangsa kita, tetapi juga mengganggu jamaah lain yang sedang khusuk beribadah. .Sepertinya menggunakan ponsel secara keliru di tempat suci tidak cukup sampai disitu, ada orang yang sengaja bertujuan untuk merekam kegiatan thawaf mereka dan keberadaan mereka di masjid tersebut hanya untuk tujuan memamerkan kepergian haji mereka sekembalinya di tanah air.
Seorang Muslim seharusnya sibuk dengan ibadah dan berdoa serta menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa mengganggu atau mengalihkan perhatian dari mengingat Allah. Sebaiknya HP ditinggalkan saja di pemondokan, agar Anda benar-benar konsentrasi kepada ibadah. Jika kangen ingin menghubungi keluarga, maka bisa Anda atur pembicaraan disaat Anda beristirahat di pemondokan. Apabila memang dirasa sangat perlu kehadiran HP disetiap kegiatan ibadah Anda, maka usahakan setting HP dalam mode silent atau aktifkan hanya nada getar saja tanpa sound/suara.
Mari kita renungkan lagi hal-hal berikut ini (source : beberapa artikel di internet) :
"Adakah Anda ketika berhenti di Miqat, Anda meneguhkan niat untuk berhenti dan menanggalkan semua pakaian maksiat dan sebagai gantinya mengenakan pakaian taat?"
"Dan pada saat menanggalkan semua pakaian yang terlarang itu, adakah Anda menanggalkan dari diri Anda semua sifat riya', nifaq, serta segala yang diliputi syubhat?"
"Dan ketika mandi dan membersihkan diri sebelum memulai ihram, adakah Anda berniat mandi dan membersihkan diri dari segala pelanggaran dan dosa-dosa?"
"Adakah Anda ketika berhenti di Miqat, Anda meneguhkan niat untuk berhenti dan menanggalkan semua pakaian maksiat dan sebagai gantinya mengenakan pakaian taat?"
"Dan pada saat menanggalkan semua pakaian yang terlarang itu, adakah Anda menanggalkan dari diri Anda semua sifat riya', nifaq, serta segala yang diliputi syubhat?"
"Dan ketika mandi dan membersihkan diri sebelum memulai ihram, adakah Anda berniat mandi dan membersihkan diri dari segala pelanggaran dan dosa-dosa?"
"Dan ketika mandi dan berihram serta mengucap niat untuk memasuki ibadah haji, adakah Anda menetapkan niat untuk membersihkan diri dengan cahaya tobat yang tulus kepada Allah SWT?"
"Pada saat niat ihram, Adakah Anda berniat mengharamkan atas diri Anda segala yang diharamkan oleh Allah SWT?"
"Dan ketika mulai mengikat diri dalam ibadah haji, adakah Anda, pada waktu yang sama, telah melepaskan juga segala ikatan selain bagi Allah?"
"Apakah ketika memasuki Miqat Anda meniatkannya sebagai ziarah menuju keridhaan Allah SWT?"
"Dan ketika shalat ihram dua rakaat, adakah Anda berniat mendekatkan diri, ber-taqarrub kepada Allah dengan mengerjakan suatu amal yang paling utama di antara segala macam amal, yaitu shalat yang juga merupakan kebaikan yang utama di antara kebaikan-kebaikan yang dikerjakan oleh hamba-hamba Allah SWT?"
"Ketika memasuki Masjidil Haram, adakah Anda berniat mengharamkan atas diri Anda segala macam pergunjingan terhadap diri kaum Muslim?"
"Dan ketika sampai di kota Makkah, adakah Anda mengukuhkan niat untuk menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya tujuan?"
"Ketika berdiri di Maqam Ibrahim, adakah Anda mengukuhkan niat untuk tetap berdiri di atas jalan ketaatan kepada Allah dan meninggalkan jauh-jauh segala maksiat?"
"Dan ketika shalat dua rakaat di Maqam Ibrahim, adakah Anda berniat mengikuti jejak Nabi Ibrahim as dalam shalat beliau, serta menentang segala bisikan setan?"
"Apakah Anda, pada saat memandang sumur Zamzam berniat menujukan pandangan Anda kepada semua berntuk kepatuhan kepada Allah serta memejamkan mata terhadap setiap maksiat kepada-Nya?"
"Pada saat mengerjakan Sa'i antara Shafa dan Marwah, dan berjalan pulang pergi antara kedua bukit itu, Anda menempatkan diri Anda di antara harapan akan rahmat Allah dan ketakutan menghadapi azab-Nya?"
"Ketika Anda di Mina, adakah Anda menguatkan niat akan berusaha sungguh-sungguh agar semua orang selalu merasa aman dari gangguan lidah, hati, serta tangan Anda sendiri?"
"Ketika berdiri wuquf di Arafah, adakah Anda dalam kesempatan itu benar-benar menghayati ma'rifat akan kebesaran Allah SWT serta mendalami pengetahuan tentang hakikat ilmu yang akan mengantarkanmu kepada-Nya? "
"Ketika berdiri wuquf di Arafah, adakah Anda dalam kesempatan itu benar-benar menghayati ma'rifat akan kebesaran Allah SWT serta mendalami pengetahuan tentang hakikat ilmu yang akan mengantarkanmu kepada-Nya? "
"Dan apakah ketika itu Anda menyadari benar-benar betapa Allah Yang Maha Mengetahui meliputi segala perbuatan, perasaan, serta kata-kata hati sanubari Anda?"
"Dan ketika duduk di Jabal Rahmah, adakah Anda sepenuhnya mendambakan rahmat Allah bagi setiap orang Mukmin, serta mengharapkan bimbingan-Nya atas setiap orang Muslim?"
"Dan ketika berada di Wadi Namirah, adakah Anda berketetapan hati untuk tidak mengamalkan sesuatu yang ma'ruf sebelum Anda mengamalkannya pada diri Anda sendiri?
"Dan tidak melarang seseorang melakukan sesuatu sebelum Anda melarang diri sendiri?"
"Dan ketika berdiri di bukit-bukit di sana, adakah Anda menyadarkan diri bahwa tempat itu menjadi saksi atas segala kepatuhan pada Allah, dan mencatatnya bersama-sama para malaikat pencatat, atas perintah Allah, Tuhan Semesta Alam?"
"Dan ketika shalat dua rakaat, adakah Anda meniatkannya sebagai shalat syukur, pada malam menjelang tanggal sepuluh Dzul Hijjah, dengan mengharapkan tersingkirnya segala kesulitan serta datangnya segala kemudahan?"
"Dan ketika lewat di antara kedua bukit Al Alamain, dengan sikap lurus tanpa menoleh ke kanan atau ke kiri, adakah Anda saat itu meneguhkan niat untuk tidak bergeser dari Agama Islam, agama yang Haqq, baik ke arah kanan atau pun kiri; tidak dengan hatimu, tidak pula dengan lidahmu, atau pun dengan semua gerak-gerik anggota tubuhmu yang lain?"
"Dan ketika menuju Mudzdalifah, dan memungut batu-batu di sana, adakah Anda berniat membuang jauh-jauh dari dirimu segala macam maksiat dan kejahilan terhadap Allah SWT, dan sekaligus menguatkan hatimu untuk tetap mengejar ilmu dan amal yang diridhai Allah?"
"Dan ketika melewati Al Masy'arul Haram, adakah Anda mengisyaratkan kepada diri Anda sendiri agar bersyiar seperti orang-orang yang penuh takwa dan takut kepada Allah?"
"Ketika sampai di Mina dan melempar Jumrah, adakah Anda berketetapan hati bahwa Anda kini telah sampai ke tujuan, dan bahwa Tuhanmu telah memenuhi untukmu segala hajatmu?"
"Dan pada saat melempar Jumrah, adakah Anda meniatkan dalam hati, bahwa dengan itu Anda melempar musuh bebuyutanmu, yaitu Iblis, serta memeranginya dengan telah disempurnakannya ibadah hajimu yang amat mulia itu?"
"Dan pada saat melempar Jumrah, adakah Anda meniatkan dalam hati, bahwa dengan itu Anda melempar musuh bebuyutanmu, yaitu Iblis, serta memeranginya dengan telah disempurnakannya ibadah hajimu yang amat mulia itu?"
"Dan pada saat mencukur rambut, adakah Anda berketetapan hati bahwa dengan itu Anda telah mencukur dari dirimu segala kenistaan; dan bahwa Anda telah keluar dari segala dosa-dosa ketika baru lahir dari perut ibumu?"
"Dan ketika shalat di masjid Khaif, adakah Anda berniat untuk tidak memiliki perasaan Khauf (takut) kecuali kepada Allah SWT, serta dosa-dosamu sendiri? Dan bahwa Anda tiada mengharapkan sesuatu kecuali rahmat Allah?"
"Dan pada saat memotong hewan kurban, adakah Anda berniat memotong urat ketamakan dan kerakusan, dan berpegang pada sikap wara' yang sesungguhnya? Dan bahwa Anda mengikuti jejak Nabi Ibrahim as yang rela memotong leher putra kecintaannya, buah hatinya dan penyegar jiwanya, agar menjadi teladan bagi manusia sesudahnya, semata-mata demi mengikuti perintah Allah SWT?"
"Dan ketika kembali ke Makkah, dan mengerjakan Tawaf Ifadhah, adakah Anda meniatkan berifadhah dari pusat rahmat Allah, kembali kepada kepatuhan terhadap-Nya, berpegang teguh pada kecintaan kepada-Nya, menunaikan segala perintah-Nya, serta bertaqarrub selalu kepada-Nya?"
"Dan pada saat memotong hewan kurban, adakah Anda berniat memotong urat ketamakan dan kerakusan, dan berpegang pada sikap wara' yang sesungguhnya? Dan bahwa Anda mengikuti jejak Nabi Ibrahim as yang rela memotong leher putra kecintaannya, buah hatinya dan penyegar jiwanya, agar menjadi teladan bagi manusia sesudahnya, semata-mata demi mengikuti perintah Allah SWT?"
"Dan ketika kembali ke Makkah, dan mengerjakan Tawaf Ifadhah, adakah Anda meniatkan berifadhah dari pusat rahmat Allah, kembali kepada kepatuhan terhadap-Nya, berpegang teguh pada kecintaan kepada-Nya, menunaikan segala perintah-Nya, serta bertaqarrub selalu kepada-Nya?"
No comments:
Post a Comment