Sunday, November 8, 2009

Bahagianya Ibunda Jika Bisa Menunaikan Ibadah Haji


Emak Ingin Naik Haji yang merupakan judul dari sebuah film religi yang saat ini tengah menjadi perbincangan di masyarakat Indonesia. Tayangan perdana film ini, khabarnya dimulai tanggal 12 November 2009 ini. Judul yang diangkat menurut saya masih relevan dengan keberadaan blog ini. Namun saya tidak mengulas isi cerita dari film ini, karena saya sendiripun belum pernah menyaksikan tontonan ini. Iseng-iseng, coba melihat trailer film ini di youtube. Kurang lebih menceritakan seorang wanita tua yang punya keinginan kuat untuk menunaikan ibadah haji. Si Emak berusaha merealisasikan niatnya melalui upaya menabung yang dalam 5 tahun tabungannya baru mencapai 5 juta rupiah. Emak sedikit mulai menerawang, jika ingin mencukupi menjadi 20 juta tentunya harus menunggu 15 tahun lagi. mengingat umurnya yang sudah lanjut, apa masih ada umur ...untuk melaksanakan haji.

Judul cerita film ini sekedar mengingatkan saya ketika di tahun 1993 silam pernah memberangkatkan Ibu kandung dan Ibu mertua saya ke tanah suci.
Ceritanya saat itu saya sedang kuliah ikatan dinas yang dipercayakan oleh perusahaan saya di Bandung, setelah saya bekerja selama 6 tahun dengan ikatan dinas yang pertama kali. Yang namanya lagi sekolah tentunya penghasilan yang diperoleh sangat terbatas, sehingga harus pandai-pandai mengatur keuangan rumah tangga. Waktu itu penghasilan saya kurang lebih 725 ribu rupiah, dan penghasilan ini harus dibagi untuk bayar cicilan rumah 278.500, beli susu anak ( S26 sampai Formil) yang harganya cukup lumayan mahal, dan pengeluaran lain. Tetapi Alhamdulillah rezeki yang ada cukup membuat hidup kami bahagia. Suatu ketika, saya menelpon Ibu kandung dan Ibu mertua saya dengan menanyakan apakah beliau mau menunaikan ibadah haji. Yang namanya orang tua ditanya begitu langsung merespons mau, cuma darimana biayanya. Tanpa saya sadari, saya menjawab bahwa biaya ibadah haji mereka saya yang nanggungnya, cuma untuk uang jajan / bekal lain saya tidak bisa memberi lagi. Jika Ibu dan Ibu mertua berminat maka segeralah mengurus dokumen pendaftarannya melalui saudara yang lain, karena kebetulan saya sedang sekolah di Bandung sedangkan kedua orang tua di Palembang. Dengan kepastian uang berangkat menjadi tanggungan saya, ternyata mereka segera membuat pendaftaran, kala itu pendaftaran haji tidak seperti sekarang yang harus menunggu sampai 3 dan 4 tahun kedepan baru bisa berangkat. Dahulu begitu kita buka pendaftaran sekarang maka akan berangkat tahun itu juga. BPIH tahun itu sekitar 8,6 juta rupiah berarti untuk 2 orang sekitar 17,2 juta rupiah.
Yang jadi permasalahan kemudian adalah darimana saya memperoleh uang yang saya janjikan tersebut dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun sedangkan saya sedang tugas belajar. Saya menjadi termenung juga, bagaimana saya bisa berjanji mau memberangkatkan orang tua sedangkan saya saat itu tidak punya tabungan yang cukup, usaha lain/dagang dan lain-lain juga tidak ada. Simpanan barang berharga juga tidak punya, hanya 1 buah sepeda motor Honda C-800 yang juga sudah tua malah rekan-rekan saya suka menjuluki BMW ( Bebek Merah Warnanya, karena sepeda motor tsb memang berwarana merah). Akhirnya saya pasrahkan kepada Allah, Zat yang memberi rezeki semoga Allah membukakan pintu-pintu rezekinya, karena saya yakin janji saya yang tanpa sadari tentunya merupakan scenario Allah untuk kedua orang tua saya tersebut. Subhanallah, Allah memang berkuasa atas segalanya yang kita sebagai hambaNya terkadang tidak menyadari bagaimana Allah membukakan pintu-pintu rezekinya. Batas waktu pembayaran pelunasan ibadah haji bisa terpenuhi, walaupun kami tidak bisa pulang kampung untuk ikut mengantar keberangkatan mereka karena keterbatsan dana yang ada. Hanya saja kami mengucapkan rasa syukur atas kemurahan rezeki yang kalau dipikirkan secara nalar sulit untuk mempercayainya. Tentunya dengan memberangkatkan orang tua ke tanah suci bukanlah akhir dari segala bakti kami sebagai anak yang dilahirkannya, tetapi minimal inilah sedikit cinta kami agar orang tua bisa mendapatkan kebahagiaannya. Kurang lebih 1 tahun dari kepulangan haji, Ibu mertua saya dipanggil Yang Maha Kuasa inilah takdir Allah tetapi kami bersyukur diakhir-akhir hidupnya Allah masih memberi kesempatan untuk berhaji.




Menggendong Ibu saat Tawaf


Menggendong Ibu ketika sunah Tarwiyah.

Cerita di atas semoga menginspirasi Anda untuk bersegera menunaikan ibadah haji, InsyaAllah jika kita telah berniat untuk menunaikannya Allah dengan mudah membukakan pintu-pintu rezeki kepada kita tanpa kita sadari dan jika Anda memiliki dana lebih alangkah baiknya bisa juga kiranya memberangkatkan kedua orang tua kita. Hal yang saya lakukan adalah hal kecil jika dibandingkan apa yang pernah saya saksikan sendiri tentang bakti seorang anak kepada ibundanya di tanah suci. Saya hanya mampu menyediakan dana saja untuk memberangkatkan orang tua kami, tetapi hal luar biasa yang saya saksikan dan mungkin tidak akan mampu saya lakukan dari seorang laki-laki yang bisa membimbing ibundanya ditanah suci.

Ketika saya menunaikan ibadah haji di tahun 2003, saat itu saya sedang dilantai 2 masjidil haram untuk menunggu waktu sholat Dhuhur atau Ashar saya lupa. Tiba-tiba saya menyaksikan pemandangan didepan saya, seorang laki-laki sedang menggendong Ibunya dalam melaksanakan Tawaf. Anda bisa bayangkan lintasan tawaf di lantai atas masjidil haram sangatlah panjang (perbandingannya mungkin 1 lintasan di lantai-2 atau di atasnya akan sama dengan 4 bahkan lima kali 1 lintasan di lantai I dekat ka'bah). Apalagi ditambah dengan beban yang harus dia gendong, padahal laki-laki yang menggendong ini badannya tidaklah terlalu kekar. Subhanallah, semoga Allah memberikan balasan jannah kepada anak yang bisa berbakti ini. Jika kita memiliki uang yang cukup mungkin tidaklah sulit untuk bisa menyewa sebuah kursi roda, tetapi keterbatasan uang bukanlah menjadi penghalang bagi siapapun untuk dapat beramal shaleh. Keterbatasan uang bahkan mendatangkan ridho Allah yang begitu besar.
Jika Anda masih memiliki orang tua yang masih hidup, sekaranglah kesempatan Anda untuk memberikan kasih sayang, dan kebahagian tiada terkira jika mereka bisa menunaikan ibadah haji dari hasil rezeki anak-anaknya.
Jangan buang kesempatan yang ada Saudaraku, bersegeralah untuk memenuhi panggilan-Nya. dan Allah akan mengganti semua biaya yang kita keluarkan untuk melaksanakan rukun Islam yang ke lima ini. Dan yang lebih penting lagi adalah balasan surga yang dijanjikan.
Didalam hadits Riwayat Sunan Tirmidzi ” ‘an Abi huroirota qola qola Rosulullohi Solallohu ‘alaihi wa salam al-umrotu ilal ‘umroti tukaf-firu ma baina huma wal haj-jul mab ruru laisa lahu jazaaun il-lal jan-natu”

Dari Abi Huroiroh (dia) berkata (bahwa) bersabda Rosululohi semoga Alloh memberikan rohmat dan salam atas Beliau Nabi, (adapun ) umroh sampai umroh (itu) melebur apa-apa yang ada di antara keduanya, dan haji mabrur (yang baik) tidak ada pembalasan kecuali surga”


Kerinduan seorang muslim untuk dapat menunaikan ibadah haji tergambar dalam tanyangan file "Emak Ingin Naik Haji" yang diangkat dari sebuah buku dengan judul yang sama (harga buku 40.000 rupiah).
Di film ini ada background song dari Hadad Alwi, jika mau mendengarkan lagu dengan judul Pergi Haji feat Ashila bisa diunduh disini.
Kalau mau nonton filmnya secara lengkap, Anda bisa kunjungi link download film emak ingin naik haji.

2 comments:

wahyukurnianto said...

Pak Syafwan,

Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan mengenai pelaksanaan haji.
Adakah email yang bisa kita pergunakan untuk saling berkorespondensi ?

Terima Kasih

Abu Syafwan said...

Pak wahyu yang dirahmati Allah,
dengan senang hati jika saya dapat membantu Bapak.Silahkan hubungi saya melalui email : abusyafwan@hotmail.com atau G-talk di safwanabu0@gmail.com
Salam