Membaca postingan Uda Mul dalam blognya yang mengingatkan kembali pesan Rasulullah untuk mengingat 5 perkara sebelum datang 5 perkara lainnya. Untuk itu saya coba buat postingan disini.
Pada postingan kali ini saya coba untuk menautkannya dengan Ibadah Haji yang Insya Allah saudaraku sesame muslim diberi kemudahan untuk menunaikannya. Ibadah haji begitu pentingnya sehingga untuk memberikan sebuah gambaran betapa pentingnya ibadah haji itu, maka Rasulullah saw memberikan sebuah motivasi yang sangat kuat pada kita semua tentang nikmatnya haji. Kenapa… itu dikarenakan haji yang mabrur tidak ada balasan kecuali mendapatkan hadiah yang sangat indah yaitu surga Tetapi di sisi lain beliau juga memberikan sebuah peringatan betapa ruginya orang yang tidak cepat-cepat menunaikan ibadah hajinya jika ia telah di beri kemampuan.
Rasulullah saw, bersabda:
“Hai semua manusia, Allah telah mewajibkan atasmu untuk haji. Maka berhajilah kalian. Dan siapa yang berhaji karena Allah, lalu tidak berkata atau berbuat keji dan fasiq, ia akan keluar dari semua dosa-dosanya bagaikan ia pada saat dilahirkan oleh ibunya. Dan melakukan ibadah umrah hingga umrah di tahun depan, menjadi penebus dosa yang terjadi di antara kedua umrah itu. Dan haji yang mabrur, tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. Bukhari, Muslim)
Didalam riwayat hadist Sunan Tirmidzi ” ‘an Abi huroirota qola qola Rosulullohi Solallohu ‘alaihi wa salam al-umrotu ilal ‘umroti tukaf-firu ma baina huma wal haj-jul mab ruru laisa lahu jazaaun il-lal jan-natu”
Dari Abi Huroiroh (dia) berkata (bahwa) bersabda Rosululohi semoga Alloh memberikan rohmat dan salam atas Beliau Nabi, (adapun ) umroh sampai umroh (itu) melebur apa-apa yang ada di antara keduanya, dan haji mabrur (yang baik) tidak ada pembalasan kecuali surga”
Perlu dijelaskan di sini bahwa yang dimaksud “umroh sampai umroh” prakteknya di lapangan bisa terjadi selang waktu antara ibadah umroh dengan umroh berikutnya dalam satu kali ibadah haji (satu kali datang dari Indonesia ke Baitulloh , Makah ) atau bisa juga antara umroh di antara 2 kali ibadah haji.
Sesungguhnya seorang hamba yang Aku sehatkan badannya, dan Aku luaskan rezekinya, lalu dalam masa lima tahun tidak datang kepadaKu, sungguh ia akan kecewa dan rugi (Hadits Qudsi, R. Albaihaqi, Ibn Hibban)
Satu pelajaran lagi yang dapat kita petik dari pelajaran haji ini adalah: ternyata badan kita yang sedang sehat ini, lantaran Allah-lah yang berkenan menyehatkannya. Hal itu dikarenakan meskipun kita berupaya dengan berbagai hal, kalau Allah menghendaki kita sakit, maka manusia takkan berdaya untuk menghalanginya. Jika ketentuan 'waktu sakit' telah tiba, maka terjadilah sakit. Karena itulah Rasulullah saw mengingatkan kepada kita semua. Berhati-hatilah terhadap lima perkara, sebelum datang lima perkara lainnya. Yaitu, kita harus waspada dan jeli menggunakan :
1. Waktu sehat, sebelum datang waktu sakit
2. Waktu muda, sebelum datang waktu tua
3. Waktu kaya, sebelum datang waktu miskin
4. Waktu sempat, sebelum datang waktu sempit
5. Waktu masih hidup, sebelum datang kematian.
Rezeki yang kita dapatkan, yang menjadikannya adalah hanya Allah Swt. Sebab dengan berupaya seperti apapun, jika Allah belum menghendaki, maka rezeki yang dikejar dengan cara apapun, tetap belum menjadi haknya. Maka dari itu manfaatkanlah waktu sehat dan rezeki yang telah diberikan oleh Allah untuk menunaikan perintahNya menyempurnakan ibadah haji ke Baitullah.
Pada postingan kali ini saya coba untuk menautkannya dengan Ibadah Haji yang Insya Allah saudaraku sesame muslim diberi kemudahan untuk menunaikannya. Ibadah haji begitu pentingnya sehingga untuk memberikan sebuah gambaran betapa pentingnya ibadah haji itu, maka Rasulullah saw memberikan sebuah motivasi yang sangat kuat pada kita semua tentang nikmatnya haji. Kenapa… itu dikarenakan haji yang mabrur tidak ada balasan kecuali mendapatkan hadiah yang sangat indah yaitu surga Tetapi di sisi lain beliau juga memberikan sebuah peringatan betapa ruginya orang yang tidak cepat-cepat menunaikan ibadah hajinya jika ia telah di beri kemampuan.
Rasulullah saw, bersabda:
“Hai semua manusia, Allah telah mewajibkan atasmu untuk haji. Maka berhajilah kalian. Dan siapa yang berhaji karena Allah, lalu tidak berkata atau berbuat keji dan fasiq, ia akan keluar dari semua dosa-dosanya bagaikan ia pada saat dilahirkan oleh ibunya. Dan melakukan ibadah umrah hingga umrah di tahun depan, menjadi penebus dosa yang terjadi di antara kedua umrah itu. Dan haji yang mabrur, tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. Bukhari, Muslim)
Didalam riwayat hadist Sunan Tirmidzi ” ‘an Abi huroirota qola qola Rosulullohi Solallohu ‘alaihi wa salam al-umrotu ilal ‘umroti tukaf-firu ma baina huma wal haj-jul mab ruru laisa lahu jazaaun il-lal jan-natu”
Dari Abi Huroiroh (dia) berkata (bahwa) bersabda Rosululohi semoga Alloh memberikan rohmat dan salam atas Beliau Nabi, (adapun ) umroh sampai umroh (itu) melebur apa-apa yang ada di antara keduanya, dan haji mabrur (yang baik) tidak ada pembalasan kecuali surga”
Perlu dijelaskan di sini bahwa yang dimaksud “umroh sampai umroh” prakteknya di lapangan bisa terjadi selang waktu antara ibadah umroh dengan umroh berikutnya dalam satu kali ibadah haji (satu kali datang dari Indonesia ke Baitulloh , Makah ) atau bisa juga antara umroh di antara 2 kali ibadah haji.
Sesungguhnya seorang hamba yang Aku sehatkan badannya, dan Aku luaskan rezekinya, lalu dalam masa lima tahun tidak datang kepadaKu, sungguh ia akan kecewa dan rugi (Hadits Qudsi, R. Albaihaqi, Ibn Hibban)
Satu pelajaran lagi yang dapat kita petik dari pelajaran haji ini adalah: ternyata badan kita yang sedang sehat ini, lantaran Allah-lah yang berkenan menyehatkannya. Hal itu dikarenakan meskipun kita berupaya dengan berbagai hal, kalau Allah menghendaki kita sakit, maka manusia takkan berdaya untuk menghalanginya. Jika ketentuan 'waktu sakit' telah tiba, maka terjadilah sakit. Karena itulah Rasulullah saw mengingatkan kepada kita semua. Berhati-hatilah terhadap lima perkara, sebelum datang lima perkara lainnya. Yaitu, kita harus waspada dan jeli menggunakan :
1. Waktu sehat, sebelum datang waktu sakit
2. Waktu muda, sebelum datang waktu tua
3. Waktu kaya, sebelum datang waktu miskin
4. Waktu sempat, sebelum datang waktu sempit
5. Waktu masih hidup, sebelum datang kematian.
Rezeki yang kita dapatkan, yang menjadikannya adalah hanya Allah Swt. Sebab dengan berupaya seperti apapun, jika Allah belum menghendaki, maka rezeki yang dikejar dengan cara apapun, tetap belum menjadi haknya. Maka dari itu manfaatkanlah waktu sehat dan rezeki yang telah diberikan oleh Allah untuk menunaikan perintahNya menyempurnakan ibadah haji ke Baitullah.
Semoga Allah selalu melimpahkan rezeki dan memberikan kesempatan bagi kita untuk dapat menunaikan kewajiban haji ketika kita masih sehat, ketika kita masih muda, ketika kita masih hidup.