Aku dan isteri sekamar dengan kedua orang tua mertua Abangku. Kemudian isteriku mengusulkan untuk kegiatan ibadah ke masjidil haram tidak secara bersama lagi, artinya kami mulai dengan pasangan masing-masing aja, karena kebutuhan ibadah dan lainnya setiap orang atau pasangan pastilah ada privasi sendiri-sendiri.
Setelah menyelesaikan rangkaian Ibadah Haji otomatis tinggal menunggu satu ritual lagi yaitu Tawaf Wada’ (Tawaf perpisahan). Karena waktu untuk tinggal di Tanah Suci yang semakin berkurang inilah yang membuat aku dan isteri untuk lebih meningkatkan intensitas Ibadah ke Masjidil Haram, sayang kan kalau sisa-sisa waktu di tanah suci ini berlalu begitu saja tanpa ibadah.Rutinitas kami-Aku dan isteri berawal dengan berangkat ke masjid pukul 3.30 an, mungkin sudah termasuk siang juga ya , karena banyak juga yang pergi sejak pukul 2!!
Enaknya kalau pergi pagi begini, angkot arab sudah menunggu didepan makhtab kami, para sopir sudah ngetem dan teriak-teriak Haram satu real, haram satu real…...tetapi terkadang kami jalan kaki kalau penumpangnya belum penuh karena jarak ke Haram hanya 1300 m dari penginapan kami di Hafair, nah kalau jalan pagi kan paling 10 menit sudah nyampe dan sekalian olahraga. Tetapi kalau kira-kira langsung bisa berangkat, kami naik angkot aja.
Sampai di masjid jam segitu biasanya udah penuh, namun setelah pelaksanaan haji nampak tidak terlalu padat (mungkin karena banyak yang sudah pulang kenegaranya masing-masing). Seperti halnya jamaah lain, kami mengerjakan sholat sholat Lail (kami tidak mengerjakan Tawaf sebagai pengganti sholat tahyatul masjid, namun kalau tidak bisa tawaf ya tidak mengerjakan sholat tahyatul masjid karena menurutku tidak ada dalilnya mengerjakan sholat tahyatul masjid di masjidil Haram. Namun jemaah lain ada yang mengerjakan dengan memakai dalil umum sesuai hadist Nabi yang menganjurkan sholat sunnah dua rakaat ketika memasuki masjid, untuk itu silahkan masing-masing individu mengerjakan sesuai dengan keyakinannya. Ibadah tawaf ini memang dianjurkan, namun kami tidak selalu mengerjakan, tergantung kondisi penuhnya tempat tawaf dan kondisi kesehatan juga. Kalau dihitung hitung mungkin cuma tiga kali kami mengerjakan tawaf sunnah ini), kemudian mengisi waktu dengan baca Al Qur'an, dzikir, berdo'a menunggnu datangnya adzan subuh jam 5.30. , sholat sunnah Qobliyah Subuh, lalu sholat subuh. Sehabis Subuh tidak langsung pulang namun kami stand by di masjid sampai datang waktu Dhuha, dengan meneruskan bacaan Al Qur’an atau tiduran kalau ngantuk. Setelah waktu dhuha masuk, ngambil wudhu didekat kran air zamzam yang ada di dalam masjid...namun wuih dinginnya minta ampun, air dipagi hari seperti dikasih batu es.
Selesai sholat dhuha, baru keluar masjid sambil cari sarapan pagi atau kalau males ya..masak mie instant di makhtab.
Sehabis makan, cuci pakaian yang sudah direndam sebelum berangkat ke masjid tadi, sudah selesai acara nyuci-nyuci, tiduran, istirahat sambil menunggu waktu sholat dhuhur.
Pukul 10.30 baru mandi dan siap-siap menuju masjidil haram lagi, sekitar pukul 11 lebih dikit baru bergerak ke masjid, Alhamdulillah angkot sudah mulai normal tarifnya , Haram satu real ,haram satu real.
Sehabis sholat dzuhur, lunch di seputaran masjid, kadang beli fried chicken KFC didepan masjidil haram, terkadang beli makanan Indonesia yang dijual mbak mbak didekat Tugu jam di depan rumah kelahiran Rasulullah, disini ada mbak mbak asal Indonesia yg jual nasi dan ada gado-gadonya enak banget ditambah kerupuknya, enak makannya dipelataran masjid karena disamping udaranya sejuk, kita bisa makan bersama-sama jamaah dari negara lain (Turki, India, Bangladesh, etc) sambil menunggu waktu ashar.
Mendekati Ashar, siap-siap ke Toilet untuk menyelesaikan urusan dan berwudhu, kemudian cari tempat sholat yang kalau keluarnya tidak terlalu jauh dari Toilet.
Habis Ashar terkadang pulang dulu untuk istirahat, menjelang magrib baru kembali ke masjid sampai isya. Tetapi terkadang langsung sampai sholat Isya dan lebih seringnya sampai Isya.
Sehabis Isya, pulang ke makhtab jalan kaki karena jemaah sangat padat sehingga angkot susah untuk bergerak, sambil pulang ini kami mencari makanan untuk dinner/makan malam. Makanan banyak tersedia didekat makhtab. Rasanya disinilah enaknya haji mandiri. Fleksible .... Kita bebas memanage waktu sesuai kondisi.
Setelah menyelesaikan rangkaian Ibadah Haji otomatis tinggal menunggu satu ritual lagi yaitu Tawaf Wada’ (Tawaf perpisahan). Karena waktu untuk tinggal di Tanah Suci yang semakin berkurang inilah yang membuat aku dan isteri untuk lebih meningkatkan intensitas Ibadah ke Masjidil Haram, sayang kan kalau sisa-sisa waktu di tanah suci ini berlalu begitu saja tanpa ibadah.Rutinitas kami-Aku dan isteri berawal dengan berangkat ke masjid pukul 3.30 an, mungkin sudah termasuk siang juga ya , karena banyak juga yang pergi sejak pukul 2!!
Enaknya kalau pergi pagi begini, angkot arab sudah menunggu didepan makhtab kami, para sopir sudah ngetem dan teriak-teriak Haram satu real, haram satu real…...tetapi terkadang kami jalan kaki kalau penumpangnya belum penuh karena jarak ke Haram hanya 1300 m dari penginapan kami di Hafair, nah kalau jalan pagi kan paling 10 menit sudah nyampe dan sekalian olahraga. Tetapi kalau kira-kira langsung bisa berangkat, kami naik angkot aja.
Sampai di masjid jam segitu biasanya udah penuh, namun setelah pelaksanaan haji nampak tidak terlalu padat (mungkin karena banyak yang sudah pulang kenegaranya masing-masing). Seperti halnya jamaah lain, kami mengerjakan sholat sholat Lail (kami tidak mengerjakan Tawaf sebagai pengganti sholat tahyatul masjid, namun kalau tidak bisa tawaf ya tidak mengerjakan sholat tahyatul masjid karena menurutku tidak ada dalilnya mengerjakan sholat tahyatul masjid di masjidil Haram. Namun jemaah lain ada yang mengerjakan dengan memakai dalil umum sesuai hadist Nabi yang menganjurkan sholat sunnah dua rakaat ketika memasuki masjid, untuk itu silahkan masing-masing individu mengerjakan sesuai dengan keyakinannya. Ibadah tawaf ini memang dianjurkan, namun kami tidak selalu mengerjakan, tergantung kondisi penuhnya tempat tawaf dan kondisi kesehatan juga. Kalau dihitung hitung mungkin cuma tiga kali kami mengerjakan tawaf sunnah ini), kemudian mengisi waktu dengan baca Al Qur'an, dzikir, berdo'a menunggnu datangnya adzan subuh jam 5.30. , sholat sunnah Qobliyah Subuh, lalu sholat subuh. Sehabis Subuh tidak langsung pulang namun kami stand by di masjid sampai datang waktu Dhuha, dengan meneruskan bacaan Al Qur’an atau tiduran kalau ngantuk. Setelah waktu dhuha masuk, ngambil wudhu didekat kran air zamzam yang ada di dalam masjid...namun wuih dinginnya minta ampun, air dipagi hari seperti dikasih batu es.
Selesai sholat dhuha, baru keluar masjid sambil cari sarapan pagi atau kalau males ya..masak mie instant di makhtab.
Sehabis makan, cuci pakaian yang sudah direndam sebelum berangkat ke masjid tadi, sudah selesai acara nyuci-nyuci, tiduran, istirahat sambil menunggu waktu sholat dhuhur.
Pukul 10.30 baru mandi dan siap-siap menuju masjidil haram lagi, sekitar pukul 11 lebih dikit baru bergerak ke masjid, Alhamdulillah angkot sudah mulai normal tarifnya , Haram satu real ,haram satu real.
Sehabis sholat dzuhur, lunch di seputaran masjid, kadang beli fried chicken KFC didepan masjidil haram, terkadang beli makanan Indonesia yang dijual mbak mbak didekat Tugu jam di depan rumah kelahiran Rasulullah, disini ada mbak mbak asal Indonesia yg jual nasi dan ada gado-gadonya enak banget ditambah kerupuknya, enak makannya dipelataran masjid karena disamping udaranya sejuk, kita bisa makan bersama-sama jamaah dari negara lain (Turki, India, Bangladesh, etc) sambil menunggu waktu ashar.
Mendekati Ashar, siap-siap ke Toilet untuk menyelesaikan urusan dan berwudhu, kemudian cari tempat sholat yang kalau keluarnya tidak terlalu jauh dari Toilet.
Habis Ashar terkadang pulang dulu untuk istirahat, menjelang magrib baru kembali ke masjid sampai isya. Tetapi terkadang langsung sampai sholat Isya dan lebih seringnya sampai Isya.
Sehabis Isya, pulang ke makhtab jalan kaki karena jemaah sangat padat sehingga angkot susah untuk bergerak, sambil pulang ini kami mencari makanan untuk dinner/makan malam. Makanan banyak tersedia didekat makhtab. Rasanya disinilah enaknya haji mandiri. Fleksible .... Kita bebas memanage waktu sesuai kondisi.
Kita lanjutkan Catatan Perjalanan Haji di episode Tawaf Wada berikut ini.
No comments:
Post a Comment