Adalah dianjurkan (sunnah ) bagi setiap jamaah haji, terutama ketika thawaf. Itu jika keadaan memungkinkan. Jika sulit, cukup dengan memberi isyarat saja (mengangkat tangan kanan ke arah hajar aswad tanpa disertai dengan mengecup tangan). Tapi, setiap jamaah haji pastilah mempunyai keinginan untuk dapat memperoleh kesempatan mencoum hajar aswad. Kepuasan bathin yang diperoleh pada saat mencium hajar aswad ketika prosesi haji (bulan haji) tentu berbeda ketika mencium hajar aswad ketika pelaksanaan umrah di luar bulan haji. Mencium hajar aswad dikala musim haji tentunya membutuhkan effort atau usaha yang luar biasa.
Sebagai oleh-oleh kami persilakan untuk membaca pengalaman berikut ini.
Ketika naik haji tahun 1423H /2003 M, saya tidak terlalu berniat mencium Hajar Aswad karena suasana untuk menuju kesana tidaklah mudah kalau boleh dibilang inpossible, sehingga kalau Thawaf tidak pernah dekat-dekat dengan Ka’bah, paling-paling mengusap rukun Yamani saja setelah itu mulai bergerak menjauhi lingkaran Tawaf agar tidak terlalu terhimpit. Entah mu’jizat apa, suatu ketika sedang menunggu waktu sholat Dhuhur, pikiran saya tiba-tiba mengajak dengan kuat untuk mencoba mencium hajar aswad.Untuk menenangkan hati dan pikiran, saya mencoba sholat 2 rakaat dan memohon petunjuk, jika memang ini kesempatan yang diberikan maka berikanlah saya kemudahan namun apabila ini hanya tipuan setan dan membuat mudhorat karena bakal menyakiti orang maupun diri sendiri maka hilangkan pikiran untuk mengajak mencium hajar aswad. Namun setelah beberapa saat terpakur, pikiran tersebut masih juga ada, akhirnya dengan Bismillah saya bergerak menuju area tawaf dan ketika akan mendekati hajar aswad didepan saya ada seorang jamaah mungkin dari India atau pakistan dengan perawakan tegap dan besar. Kemudian saya mencoba untuk memegang pundak beliau dan ketika dia menoleh kearah saya, maka dengan senyum dan dengan bahasa isyarat saya sampaikan maaf bahwa saya ikutan dengan anda menuju hajar aswad, setelah dijawab dengan senyuman. Kami berdua menuju hajar aswad (saya menempel kuat dibelakangnya). Ketika jeamaah India ini tadi sudah memegang pinggiran hajar aswad dan sedikit lagi akan mencium, tiba-tiba ada hentakan keras sehingga dia terpental keluar menjauhi hajar aswad sedangkan saya kebalikannya menggantikan posisi dia, dan kesempatan ini saya pergunakan untuk segera menyelesaikan niat untuk mencium hajar aswad. Setelah itu saya keluar dari situ dan mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada Allah swt karena kemudahan dan jalan yang diberikan.
Sebagai oleh-oleh kami persilakan untuk membaca pengalaman berikut ini.
Ketika naik haji tahun 1423H /2003 M, saya tidak terlalu berniat mencium Hajar Aswad karena suasana untuk menuju kesana tidaklah mudah kalau boleh dibilang inpossible, sehingga kalau Thawaf tidak pernah dekat-dekat dengan Ka’bah, paling-paling mengusap rukun Yamani saja setelah itu mulai bergerak menjauhi lingkaran Tawaf agar tidak terlalu terhimpit. Entah mu’jizat apa, suatu ketika sedang menunggu waktu sholat Dhuhur, pikiran saya tiba-tiba mengajak dengan kuat untuk mencoba mencium hajar aswad.Untuk menenangkan hati dan pikiran, saya mencoba sholat 2 rakaat dan memohon petunjuk, jika memang ini kesempatan yang diberikan maka berikanlah saya kemudahan namun apabila ini hanya tipuan setan dan membuat mudhorat karena bakal menyakiti orang maupun diri sendiri maka hilangkan pikiran untuk mengajak mencium hajar aswad. Namun setelah beberapa saat terpakur, pikiran tersebut masih juga ada, akhirnya dengan Bismillah saya bergerak menuju area tawaf dan ketika akan mendekati hajar aswad didepan saya ada seorang jamaah mungkin dari India atau pakistan dengan perawakan tegap dan besar. Kemudian saya mencoba untuk memegang pundak beliau dan ketika dia menoleh kearah saya, maka dengan senyum dan dengan bahasa isyarat saya sampaikan maaf bahwa saya ikutan dengan anda menuju hajar aswad, setelah dijawab dengan senyuman. Kami berdua menuju hajar aswad (saya menempel kuat dibelakangnya). Ketika jeamaah India ini tadi sudah memegang pinggiran hajar aswad dan sedikit lagi akan mencium, tiba-tiba ada hentakan keras sehingga dia terpental keluar menjauhi hajar aswad sedangkan saya kebalikannya menggantikan posisi dia, dan kesempatan ini saya pergunakan untuk segera menyelesaikan niat untuk mencium hajar aswad. Setelah itu saya keluar dari situ dan mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada Allah swt karena kemudahan dan jalan yang diberikan.
Jamaah Antri untuk mencium Hajar Aswad
Ketika kesempatan haji tahun 1427 H / 2006 M, keinginan untuk mencium hajar aswad juga tidak ada, hanya saya bermohon kepada Allah agar saya dimudahkan untuk mengantarkan isteri agar dia diberi kesempatan untuk mencium batu yang diidamkan oleh jutaan jemaah haji ini. Saya selalu bermohon disela-sela do'a ketika masih berada di Madinah (khususnya di Raudah, sebagai salah satu tempat mustajab dikabulkannya do'a)
Singkat cerita ketika saya dan isteri, pas menyelesaikan putaran ke-7 tawaf,saya mengajak isteri untuk mendekati hajar aswad namun karena kami baru menyelesaikan putaran tawaf, maka otomatis kami harus bergerak mendekati hajar aswad dari arah berlawanan tawaf.Kami bergerak dari Multazam perlahan ke arah hajar aswad, memang awalnya tidak mudah namun tidak sedasyat dorongan ketika kita bergerak dari arah rukun Yamani. Saya bilang ke isteri untuk terus berzikir dan memohon diberi kemudahan. Ternyata upaya untuk menuju Hajar aswad tidak begitu mudah, hal ini diperparah oleh adanya kegiatan calo-calo hajar aswad yang menghalangi jemaah yang akan mendekati hajar aswad, karena mereka punya kepentingan untuk meloloskan jemaah-jemaah yang membayar untuk dapat mencium hajar aswad. Calo-calo ini cukup banyak jumlahnya karena mereka membuat kelompok, calo-calo ini ternyata saudara-saudara kita dari Indonesia juga. wuiiihh...pantas kalau lagi cerita dengan jemaah dari negara lain sering nyeritain kelakuan calo-calo ini terutama jemaah Malaysia, ternyata calo itu memang ada lho.
Posisi saya pada saat mendekati hajar aswad berada dibelakang isteri dan berpegangan kiswah ka'bah, namun karena cukup lama menunggu sampai isteri bisa mendekati dan mencium hajar aswad, tiba-tiba ada seorang jemaah yang memukul rusuk kanan saya dengan cara menyikut, mungkin dengan harapan agar saya melepas pegangan di kiswah dan dia bisa menggantikan posisi saya, karena posisi saya sudah disamping tempurung hajar aswad. Kemudian saya tatap orang tersebut dan saya katakan Sabar ya..akhi, orang tersebut menjadi malu. Masya Allah sakitnya hantaman tersebut saya rasakan cukup lama, kalau tersentuh saja bagian pinggang kanan sakitnya luar biasa. Sampai-sampai kalau saya Tawaf sunnah maupun Tawaf umrah, pinggang saya harus saya lindungi jangan sampai tersenggol orang.
Setelah bersabar cukup lama, akhirnya isteri dapat juga mendekati dan mencium batu dengan komposisi dan warna tujuh pecahan batunya (antara merah hati sampai ungu) yang direkat dengan semacam semen (?) warna coklat susu dengan titik-titik kecil seperti kerikil / pasir warna hitam.Setelah yakin isteri sudah mencium, saya suruh keluar dari lokasi namun saya kesulitan untuk keluar, malah lebih memungkinkan untuk mencium hajar aswad. Akhirnya saya putuskan menggunakan kesempatan ini dan upaya untuk keluar dari area hajar aswad ternyata lebih berat daripada ketika menuju hajar aswad.
Dalam upaya mencium Hajar Aswad ini sampai baju kami yang tadinya kainnya mulus, gara-gara berdesakan mencium Hajar Aswad kainnya yang bergesekan dengan orang lain mejadi keriting macam kain flanel.
Akhirnya sampailah kami menepi ditempat air Zam-zam, kami puaskan lelah dan dahaga dengan meminum air zamzam sebanyak-banyaknya serta menyiramkan air zamzam ke kepala. segar rasanya.
Alhamdulillah, Allah telah mengabulkan do'a dan memudahkan jalan yang kami inginkan. Allahu Akbar
No comments:
Post a Comment