Janji Departemen Agama (Depag) menuntaskan pengadaaan pemondokan jemaah haji Indonesia lebih dini akhirnya dipenuhi. Kemarin (16/4), Depag memastikan bahwa pengadaan pemondokan alias maktab untuk musim haji 1430 H/2009 M di Kota Mekah sudah rampung seratus persen. Sedangkan, di Madinah masih dalam proses penuntasan nota perjanjian alias MoU.
"Alhamdulilah semua sudah tuntas dan sesuai dengan jadwal," ujar Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Abdul Ghafur Djawahir ketika ditemui di Jakarta kemarin.
Ghafur menjelaskan bahwa hasilnya 26 persen pemondokan berada di ring I yang berjarak dua kilometer. Sedangkan, ring II berjarak paling jauh tujuh kilometer dari Masjidilharam. Jika tahun lalu jemaah haji Indonesia yang berada di ring I sebanyak 18 persen kini meningkat menjadi 26 persen. "Harusnya bisa mencapai 30 persen, tapi itu sulit dicapai karena pondokan di sekitar Masjidilharam makin langka. Saat ini Perluasan Masjidilharam makin gencar," katanya.
Untuk pondokan jemaah haji di ring II, akan dikonsentrasikan di kawasan Aziziyah yang diperkirakan dapat menampung jemaah sebanyak 30 ribu dan kawasan Bakhutma dan Zahir. Menurutnya, yang terjauh saat ini berjarak sekitar tujuh kilometer dari Masjidil Haram, yaitu di Aziziah Zanubiyah.
Ghafur menjelaskan, bagi jemaah haji yang bermukim di kawasan ring II akan mendapat layanan transportasi. Seperti tahun lalu, pelayanan transportasi ini diwajibkan oleh pemerintah Arab Saudi. "Namun itu hanya sedikit dan ada akses langsung ke Mina. Jadi pada saat wukuf di Mina, tidak perlu tinggal di Mina, tapi di pondokan saja," tambahnya.
Untuk hal ini, lanjut Ghafur, pemerintah Indonesia melalui Menteri Agama, Muhammad Maftuh Basyuni, yang kini berada di tanah suci, telah minta jaminan agar agar masalah transportasi tak menimbullkan masalah seperti tahun lalu. Karena kebijakan transportasi di Kerajaan Arab Saudi kerap berubah secara kondisional tanpa sosialisasi. "Kami ingin dapat jaminan soal transportasi ini. Terutama saat melintasi jalan menuju Masjidilharam. Paling tidak disediakan jalur khusus untuk bus jemaah haji, seperti bus way," ujar alumnus Universitas Al Azhar itu.
Saat ini Menag sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan kementerian Haji Arab Saudi tentang pemondokan di Madinah. Pemerintah tengah berupaya mendapatkan lokasi paling dekat dengan Masjid Nabawi di kawasan Markazia.
Tahun lalu jemaah Indonesia yang bermukim di kawasan itu sebanyak 65 persen, dan untuk tahun ini diupayakan dapat 90 persen. Jarak Masjid Nabawi ke Markaziah sekitar 300 meter. Ghafur mengatakan bahwa kondisi pondokan saat ini tidak seperti tahun lalu. "Sekarang di sekitarnya banyak yang menjual makanan, akses transportasi juga mudah," tegas dia.
Ditegaskan Ghafur bahwa Depag mencari perumahan sejak jauh hari, karena dikhawatirkan pondokan akan disewa lebih dulu oleh negara-negara lain. Nantinya kemungkinan plafon sewa rumah akan naik dibandingkan tahun lalu yang dua ribu real per jemaah. "Hanya kenaikannya saya belum tahu, nanti dibicarakan dengan DPR," tegas pria berkacamata itu
Menurut Ghafur pemerintah belum membahas tentang upaya penggunaan paspor hijau sebagaimana diimbau pemerintah Arab Saudi bagi seluruh jemaah haji dari seluruh dunia. Yang pasti, lanjutnya, pemerintah Indonesia telah minta kepada Kerajaan Arab Saudi agar jemaah haji Indonsia pada tahun ini masih tetap bisa menggunakan paspor cokelat (untuk haji) sambil menunggu perubahan peraturan yang masih berlaku. "Namun sementara masih konsentrasi ke pemondokan dulu," singkat dia.(sumber: Sumatera Ekspres, 17 April 2009)
Semoga saja tahun ini pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan lebih baik lagi, kita berdo'a saja semoga aparat pemerintah yang ditugasi untuk menyelenggarakan proses pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji ini diberikan hidayah oleh Allah swt, sehingga mereka menjalankan amanah ini takut karena Allah dan hanya mengharapkan balasan dari-Nya. Semoga mereka dihindarkan dari sifat tercela dengan melakukan korupsi dalam penyelenggaraan haji setiap tahun. Kita yakin jika dijalankan oleh orang-orang yang amanah, Insya Allah akan menjadi baik. Kita lihat saja perkembangan penyelenggaraan dan kita evaluasi apa yang akan terjadi di tahun 1430H ini. Salam
"Alhamdulilah semua sudah tuntas dan sesuai dengan jadwal," ujar Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Abdul Ghafur Djawahir ketika ditemui di Jakarta kemarin.
Ghafur menjelaskan bahwa hasilnya 26 persen pemondokan berada di ring I yang berjarak dua kilometer. Sedangkan, ring II berjarak paling jauh tujuh kilometer dari Masjidilharam. Jika tahun lalu jemaah haji Indonesia yang berada di ring I sebanyak 18 persen kini meningkat menjadi 26 persen. "Harusnya bisa mencapai 30 persen, tapi itu sulit dicapai karena pondokan di sekitar Masjidilharam makin langka. Saat ini Perluasan Masjidilharam makin gencar," katanya.
Untuk pondokan jemaah haji di ring II, akan dikonsentrasikan di kawasan Aziziyah yang diperkirakan dapat menampung jemaah sebanyak 30 ribu dan kawasan Bakhutma dan Zahir. Menurutnya, yang terjauh saat ini berjarak sekitar tujuh kilometer dari Masjidil Haram, yaitu di Aziziah Zanubiyah.
Ghafur menjelaskan, bagi jemaah haji yang bermukim di kawasan ring II akan mendapat layanan transportasi. Seperti tahun lalu, pelayanan transportasi ini diwajibkan oleh pemerintah Arab Saudi. "Namun itu hanya sedikit dan ada akses langsung ke Mina. Jadi pada saat wukuf di Mina, tidak perlu tinggal di Mina, tapi di pondokan saja," tambahnya.
Untuk hal ini, lanjut Ghafur, pemerintah Indonesia melalui Menteri Agama, Muhammad Maftuh Basyuni, yang kini berada di tanah suci, telah minta jaminan agar agar masalah transportasi tak menimbullkan masalah seperti tahun lalu. Karena kebijakan transportasi di Kerajaan Arab Saudi kerap berubah secara kondisional tanpa sosialisasi. "Kami ingin dapat jaminan soal transportasi ini. Terutama saat melintasi jalan menuju Masjidilharam. Paling tidak disediakan jalur khusus untuk bus jemaah haji, seperti bus way," ujar alumnus Universitas Al Azhar itu.
Saat ini Menag sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan kementerian Haji Arab Saudi tentang pemondokan di Madinah. Pemerintah tengah berupaya mendapatkan lokasi paling dekat dengan Masjid Nabawi di kawasan Markazia.
Tahun lalu jemaah Indonesia yang bermukim di kawasan itu sebanyak 65 persen, dan untuk tahun ini diupayakan dapat 90 persen. Jarak Masjid Nabawi ke Markaziah sekitar 300 meter. Ghafur mengatakan bahwa kondisi pondokan saat ini tidak seperti tahun lalu. "Sekarang di sekitarnya banyak yang menjual makanan, akses transportasi juga mudah," tegas dia.
Ditegaskan Ghafur bahwa Depag mencari perumahan sejak jauh hari, karena dikhawatirkan pondokan akan disewa lebih dulu oleh negara-negara lain. Nantinya kemungkinan plafon sewa rumah akan naik dibandingkan tahun lalu yang dua ribu real per jemaah. "Hanya kenaikannya saya belum tahu, nanti dibicarakan dengan DPR," tegas pria berkacamata itu
Menurut Ghafur pemerintah belum membahas tentang upaya penggunaan paspor hijau sebagaimana diimbau pemerintah Arab Saudi bagi seluruh jemaah haji dari seluruh dunia. Yang pasti, lanjutnya, pemerintah Indonesia telah minta kepada Kerajaan Arab Saudi agar jemaah haji Indonsia pada tahun ini masih tetap bisa menggunakan paspor cokelat (untuk haji) sambil menunggu perubahan peraturan yang masih berlaku. "Namun sementara masih konsentrasi ke pemondokan dulu," singkat dia.(sumber: Sumatera Ekspres, 17 April 2009)
Semoga saja tahun ini pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan lebih baik lagi, kita berdo'a saja semoga aparat pemerintah yang ditugasi untuk menyelenggarakan proses pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji ini diberikan hidayah oleh Allah swt, sehingga mereka menjalankan amanah ini takut karena Allah dan hanya mengharapkan balasan dari-Nya. Semoga mereka dihindarkan dari sifat tercela dengan melakukan korupsi dalam penyelenggaraan haji setiap tahun. Kita yakin jika dijalankan oleh orang-orang yang amanah, Insya Allah akan menjadi baik. Kita lihat saja perkembangan penyelenggaraan dan kita evaluasi apa yang akan terjadi di tahun 1430H ini. Salam
No comments:
Post a Comment