Thursday, October 25, 2007

Peralatan Memasak..


Sebenarnya perlu ngga' sih jemaah haji di tanah suci memasak. Jawabannya tergantung pertimbangan masing-masing jamaah itu sendiri. Kalau aku sih masih perlu, cuma apa yang dimasak...dan alat apa yang perlu dibawa, nah ini yang perlu kita bedah lagi.
Kalau untuk masak nasi, sayur dan lauk pauk sepertinya sudah harus ditinggalkan oleh jemaah haji saat ini (sehingga tidak usahlah bawa rice cooker, kompor electric atau kompor minyak tanah, panci, wajan, etc). Alasannya cukup masuk diakal. Pada saat di Madinah, jamaah haji Indonesia sudah mendapatkan jatah makan lengkap dengan buah-buahan 2 kali sehari ( siang dan malam). So.. uang Anda yang 1500 real kan belum terpakai selama di Madinah yang lamanya 8 hari sampai 9 hari. Alasan lain, di Madinah biasanya (hampir bisa dipastikan) pemondokan yang ditempati oleh JCH adalah hotel-hotel, cuma 1 kamar yang biasanya diisi oleh 2 tempat tidur, maka saat musim haji bisa diisi 4 sampai 5 tempat tidur bahkan ada kamar yang besar diisi sampai 6 tempat tidur. Jadi ruang untuk tempat memasak hampir ngga memungkinkanlah. Di Mekkahpun demikian, jika kita memaksakan diri untuk memasak maka habis waktu dan energi kita hanya untuk acara masak-memasak. Kasihan kaum wanita, di tanah air disuruh masak ee..ditanah suci yang tujuannya ibadah disuruh masak lagi. Belum lagi kalau acara masak memasak ini dibuat secara bersama, maka bisa jadi akan timbul masalah diantara jamaah. Karena mungkin saja pembagian tugas memasak menjadi tidak seimbang, disinilah akan timbul masalah, paling tidak membuat hubungan tidak harmonis dengan sesama rekan jamaah.

Kuliner, Nasi Kebuli



Untuk sarapan pagi, disekitar hotel di Madinah sangat mudah dijumpai, restoran dengan berbagai menu pilihan dari yang ringan sampai yang berat (roti, keebab, nasi, sayur, gulai,dan lain-lain). Begitupun di Mekkah banyak yang menjual makanan, jadi ngapain harus memasak lagi karena disana lebih banyak pilihan makanan ketimbang di Madinah. Dari pedagang asongan sampai restoran Indonesia mudah diperoleh (aku sarankan Anda beli makanan di rumah makan / restoran Indonesia saja, karena harganya hampir sama dengan yang dijual oleh TKI yang mengasongkan makanan dipinggir jalan lagian kualitas bahan makanan (kebersihan dll) dan rasa lebih terjamin jika beli dirumah makan tersebut). Kalau beli makanan di mbak-mbak TKI Anda harus jeli, karena mereka biasanya menjual makanan kemarin yang tidak habis terjual dengan cara menggoreng ulang (ikan, ayam yang banyak dilakukan).

Ada beberapa perlengkapan yang saya rekomendaikan untuk dibawa (sesuai yang saya buat dalam check list perlengkapan haji yg perlu dibawa). Lalu untuk apa alat-alat elektrik untuk memasak tersebut. Yang pertama aku sarankan Anda untuk membawa "Water Heater" atau "Coppy Heater" seperti salah satu contoh gambar di atas. Cukup Anda beli yang kapasitas 300 atau 600 Watt, dan harganya berkisar Rp 9000 sampai Rp 17000. Alat ini mudah digunakan untuk memasak Mie Instant, memasak air panas untuk membuat Teh atau Kopi, memanaskan sayur (bisa saja sayur SOP, Bakso yang Anda beli tidak habis dimakan dan mungkin sepulang dari Sholat, Anda masih memanfaatkannya maka dengan alat ini bisa dihangatkan kembali ) atau membuat lalapan daun hijau.Anda bisa membeli sayuran mentah (kacang panjang, buncis, taoge,dll ) di mini market yang banyak tersebar disekitar hotel dan merebusnya sebagai lalapan atau buat pecel jika bawa bumbu pecel.

Aku merekomendasikan alat ini (Water Heater berbentuk spiral) di atas, ketimbang Anda membawa heater berupa Teko baik plastik maupun stainless (seperti gambar disampig kanan ini), karena kalau yang berbentuk teko akan sulit untuk membersihkannya jika kita ingin mengganti fungsi dari memasak mie dan membuat air untuk kopi. Kemudian tidak praktis karena harus membersihkan setiap kali mau digunakan untuk tujuan yang berbeda.

Disamping itu alat ini mudah dibawa ketika Anda bergerak ke Arafah, dan Mina selama beberapa hari. Alat ini bermanfaat untuk memasak Mie, atau membuat air panas. Memang diperkemahan di Arafah dan Mina disediakan Kran Air panas, namun Air panas tersebut tidak dapat untuk memasak mie instant atau kopi karena suhu air hanya berkisar 70 0C (seperti panas air dari dispenser), lagian air panas dari kran tersebut lebih banyak bau kaporitnya. Nah dengan alat ini Anda dapat memasak air dari botol kemasan yang dibagi sehingga air kopi Anda benar-benar terasa kopi dibanding kalau pakai air dari kran maka kopi Anda serasa lumpur Lapindo he he....



Sebagai tempat untuk memasak, maka peralatan makan yang kubawa adalah yang dari stainless berbentuk kaleng (tidak perlu yg mahal ada salah satu merk "555" sudah cukup bagus), baik itu berupa cangkir maupun mangkok/bowl.




Berapa jumlah perlengkapan makan dan minum dapat Anda lihat pada postingan saya tentang check list perlengkapan haji. Nah mungkin ini sebagai gambaran bagi Anda yang sering mendapat masukan dari orang tua kita yang mana mereka melaksanakan haji pada masanya sangat jauh berbeda dengan perjalanan haji saat ini.


No comments: