Umroh kemarin yang kami lakukan sekeluarga adalah umroh terindah bagiku, yang mungkin tak akan pernah lagi kualami berumroh bersama anak-anak, istri dan menantu dikemudian hari walau keinginan itu tentu masih ada.
Betapa tidak kuanggap istimewa, karena Allah ijinkan sebagai pemimpin rumah tangga kecilku membimbing mereka mulai dari manasik sampai pelaksanaannya. Selama interaksi juga ada pesan-pesan moral dan pesan agaman yang semoga menjadi pondasi mereka kelak dikemudian hari.
Umroh tersebut sekaligus penghargaanku terhadap anak-anakku, karena mereka adalah para mujahidku yang dengan amalan-amalan sholeh mereka kelak kuharapkan menjadi syafaat bagi diriku yang begitu banyak bermaksiat kepada Allah ta'ala.
Anak-anakku tengah berjuang dan berjihad dijalan Allah dengan menuntut ilmu syar'i disuatu tempat yang oleh sebagian anak sebayanya tempat itu bukanlah suatu tempat pilihan popular. Mereka menahan jenuh, penat, dan segala macam kesenangan yang diperoleh anak-anak lainnya diluar tembok yang diistilahkan anak bungsuku sebagai "Penjara Suci".
Waktu mereka menimba ilmu bukanlah waktu yang pendek, belum lagi rasa rindu mereka akan belaian kasih sayang orang tuanya yang hanya diperoleh pada waktu-waktu libur kegiatan belajar mengajar.
Wahai mujahidku...
Kuteringat cita-cita muliamu untuk orang tuamu ini, dan itu menjadikan rasa haru dan bangga yang ternilai dari harta dunia yang seandainya dapat kau persembahkan untuk kedua orang tuamu. Cita-citamu untuk memakaikan jubah dihari kiamat kelak.
Sebagaimana Nabi kita Shalallahu alaihi wasalam, bersabda, "Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya dan mengamalkannya maka akan dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat yang mana cahayanya seperti cahaya matahari. Dan kedua orangtua-nya akan dipakaikan jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, 'mengapa kami dipakaikan ini (jubah)?" Dijawab, "Karena kalian berdua telah memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran."
Semoga perjalanan Umroh kita Allah berkahi sekaligus dapat menghibur diri kalian dan sebagai penghilang penat sejenak dari lautan ilmu di pondokmu.
Semoga suatu hari kelak kau akan memahami arti penderitaan ini.